Ada Jurus Jitu untuk Bank Genjot Kredit

jpnn.com, JAKARTA - Analis pasar uang dari Bank Woori Bersaudara Rully Nova mengatakan, upaya meningkatkan penyaluran kredit perbankan tidak bisa dilakukan melalui formula penurunan suku bunga, dan penyediaan likuiditas bagi bank.
Terlebih, saat ini likuiditas sejumlah bank masih dalam taraf aman, dan suku bunga kredit secara beruntun turun sejak pandemi Covid-19 melanda.
“Terkait pasar kredit yang belum membaik, masalahnya bukan di ekonomi. Jadi salah besar kalau dikasih obat suku bunga dan likuiditas. Masalahnya ada ketakutan di masyarakat karena pandemi belum bisa dikendalikan dengan baik oleh pemerintah. Ada pembatasan kegiatan masyarakat dan bisnis yang tidak growth, jadi pengusaha takut ngambil kredit, takut nggak bisa bayar,” ujar Rully.
Dia berpendapat, krisis yang terjadi saat ini berbeda dengan kesulitan-kesulitan terdahulu.
Pada krisis di tahun-tahun yang lalu, kesulitan terjadi akibat masalah ekonomi.
Karena itu, formula untuk menjaga dan menaikkan permintaan kredit bisa melalui suntikan likuiditas serta penerapan disiplin fiskal.
Saat ini, kesulitan ekonomi terjadi akibat pandemi. Kondisi ini membuat pendekatan yang diambil untuk mengatasi krisis harus berbeda dibanding sebelumnya.
“Saya lihat pemerintah sudah habis-habisan mengeluarkan kebijakan untuk mendorong kredit, tapi memang masih ada ketakutan di masyarakat. Jadi resepnya ya memulihkan ketakutan di masyarakat, membuat masyarakat confident bahwa kita bisa melewati tantangan pandemi ini,” serunya.
Upaya meningkatkan penyaluran kredit perbankan tidak bisa dilakukan melalui formula penurunan suku bunga, dan penyediaan likuiditas bagi bank.
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Pemerintah Optimistis Penguatan Ekonomi Syariah Mendongkrak Target Pertumbuhan 8% di 2029
- Kuartal I-2025, Pertumbuhan Kredit dan Tabungan BNI Naik 10%
- Perputaran Uang Judol Capai Rp1.200 Triliun, DPR: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi