Ada Jurus Jitu untuk Bank Genjot Kredit
Dihubungi terpisah, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan tren penurunan suku bunga kredit perbankan yang cenderung lambat dipengaruhi meningkatnya risiko kredit.
Hal ini karena adanya penurunan aktivitas ekonomi dari sisi permintaan dan penawaran.
Josua menilai tren penurunan suku bunga kredit perbankan akan terus berlanjut sepanjang 2021.
“Penurunan suku bunga kredit konsumsi cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kredit investasi dan modal kerja mempertimbangkan risk premium kredit konsumsi yang cenderung lebih tinggi daripada kredit modal kerja dan investasi, mempertimbangkan bahwa restrukturisasi kredit yang diimplementasikan oleh OJK lebih fokus pada restrukturisasi kredit produktif,” kata Josua.
Ke depannya, sambung Josua, suku bunga kredit modal kerja berpotensi turun lebih mempertimbangkan bahwa permintaan kredit modal kerja yang akan cenderung pulih lebih awal.
"Dengan catatan pemulihan ekonomi domestik berimplikasi pada meningkatnya permintaan kredit untuk modal kerja," sebutnya.
Pada awal Januari lalu, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mengungkap tren penurunan suku bunga pinjaman telah berlangsung sejak 2015 bersamaan dengan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia.
Namun. selama penurunan suku bunga kredit terjadi, permintaan kredit tidak mengalami kenaikan signifikan.
Upaya meningkatkan penyaluran kredit perbankan tidak bisa dilakukan melalui formula penurunan suku bunga, dan penyediaan likuiditas bagi bank.
- Orang Kuat
- Triwulan I 2024, Bank Raya Salurkan Kredit Digital Capai Rp 4 Triliun
- Bank Raya Bukukan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan I/2024
- BRI Ungkap 3 Fakta soal Video Viral Kasus Uang Raib Rp 400 Juta
- BRI Sambut Baik Kenaikan Suku Bunga Acuan, Tetap Optimistis Kredit Tumbuh 2 Digit
- Kebutuhan Kini, Nanti, hingga Masa Tua Makin Mudah dengan Financial Advisory BRI Prioritas