Ada yang Menyusun Pembunuhan Mirna

Ada yang Menyusun Pembunuhan Mirna
Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menjadi pembicara pada diskusi bertema Mencari Sang Pembunuh di Jakarta, Sabtu (30/1). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya sampai detik ini nggak yakin (Jessica pembunuh Mirna). Ini adalah mengincar pembunuh yang tidak sebenarnya. Saya masih menduga ini salah sasaran. Ini kacau balau penataannya, kasus racun tapi salah sasaran. Pembunuhan salah sasaran.

Mengapa Anda melihat ini salah sasaran? Racun itu kan jelas-jelas ada di kopi Vietnamese yang Mirna minum dan yang pesan Jessica?

Pelaku kejahatan punya kalkulasi. Tapi dalam kasus ini instrumen kejahatan yang digunakan tidak sebanding dengan kejahatannya.

Maksudnya?

Alat kejahatannya racun sianida, itu bukan tergolong racun yang dijual bebas di swalayan atau bisa dibeli di toko-toko pinggir jalan. Siandia nggak bisa didapatkan oleh sembarang orang. Itu (sianida) hanya bisa dibeli lewat saluran khusus, melalui online karena si calon pelaku harus masuk ke resensi tertentu lebih dulu. Isi data-data dulu, termasuk untuk apa dia akan menggunakan racun itu. Kalau ternyata data nggak singkron, maka akan ditolak dan nggak bisa beli sianida.

Kemudian, takarannya juga gila-gilaan 15 gram. Padahal dengan takaran yang sedikit saja sudah mematikan. Nah sianida ini digunakan oleh seseorang untuk membunuh Mirna, yang dia nggak terlibat skandal, nggak simpan rahasia negara dan sebagainya. Jadi sangat nggak sebanding dengan korban yang kehilangan nyawa ini.

Niat pelaku menggunakan sianida 15 gram?

Orang ini pengin sungguh-sungguh si korban nggak mau dievakuasi sama sekali. Jadi benar-benar dibuat mati. Jadi pelaku ini sungguh-sungguh memboroskan, sungguh-sungguh mahal, sungguh-sungguh menyusahkan diri sendiri. Seharusnya, korbannya harus setara dengan nilainya.

JESSICA Kumala Wongso ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin. Namun, Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel tetap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News