Ade Purnama si Penggagas Sahabat Museum

Wadah Belajar Sejarah dengan Cara Enjoy dan Funky

Ade Purnama si Penggagas Sahabat Museum
Berfoto di depan bangkai Kapal Perang Jepang "Tosimaru" yang hancur dibom pesawat Amerika Serikat pada tahun 1944, di Pantai Kao, Halmahera Utara, Maluku Utara. Foto; Sahabat Museum for Jawa Pos

Acara itu, jelas Ade, diikuti ratusan peserta. Karena agenda cukup panjang, sebelum berangkat persiapan pematangan ke Morotai ini, Ade dan kawan-kawan menggelar rapat intensif selama enam bulan. "Kami tidak mau member menjadi bosan. Sebab, perjalanan cukup lama," ujar.

Saat acara berlangsung, Ade dan panitia yang lain tidak merasakan hal aneh. Semua berjalan enjoy. Agenda-agenda yang disusun selama rapat persiapan berjalan mulus. Tetapi, petaka datang ketika acara sudah rampung. Ade dan kru Sahabat Museum sakit panas dan pegel linu selama seminggu lebih. "Kami semua tepar (sakit, Red)," ceritanya.

Dalam perjalanan ke depan, Ade masih memegang cita-cita untuk Sahabat Museum. Di antaranya, membuat buku sejarah. Buku yang akan dia garap itu tidak melulu berisi tulisan-tulisan sejarah yang membosankan. Tetapi, dia memilih membukukan asal-muasal sebuah nama tempat dan juga tokoh sejarah yang ada di tempat tersebut.

Misalnya, Ade ingin mengorek sejarah di Rawa Belong, Jakarta Barat. Menurut dia, tempat itu cukup memiliki nilai sejarah tinggi. Yaitu, sebagai tempat lahirnya si Pitung. Pendekar sakti dari Betawi yang tidak mempan ditembak dan digolok itu juga ikut membasmi kompeni.

Ada satu komunitas di Jakarta yang menghimpun siapa saja yang ingin belajar sejarah dengan cara lebih santai sambil pelesiran. Bahkan, bisa berpelesir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News