ADI Harus Jadi Solusi Dosen

ADI Harus Jadi Solusi Dosen
Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Mohammed Ali Berawi (tengah). Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Mohammed Ali Berawi angkat suara terkait viralnya tagar #JanganJadiDosen di media sosial X karena fakta yang mengungkap nasib para dosen di Indonesia yang dianggap masih kurang diperhatikan.

Mohammed Ali mengatakan salah satu tujuan besar ADI ialah mengembangkan profesi dan dalam melaksanakan tugas dan peran strategisnya di perguruan tinggi.

"Untuk mencapai tujuan tersebut, ADI harus mampu menjadi katalisator dalam peningkatan mutu dosen dan berperan aktif dalam kegiatan pengembangan mutu pendidikan dan sumber daya manusia, serta menggalang kemitraan dengan berbagai pihak," katanya dalam keterangan.

ADI dengan sumber daya yang dimilikinya akan terus mendorong dan meningkatkan profesionalitas para dosen Indonesia sehingga mampu mentransformasikan ilmu dan kemampuan yang dimiliki kepada para mahasiswanya dan mampu berkompetisi dengan dosen-dosen dari luar negeri.

Menurut data BPS tahun 2022, jumlah dosen di Indonesia mencapai 316.912, yang terdiri dari 108.630 dosen di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 208.282 dosen di Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Gaji dosen saat ini bervariasi sesuai dengan jenjang dan pengalaman, seperti Dosen 3B yang memiliki kurang dari satu tahun masa kerja dengan gaji sebesar 2.688.500, dan Dosen 3C yang telah bekerja selama delapan tahun dengan gaji 3.172.300, serta mereka yang mendapatkan jabatan fungsional sebagai dosen senior dengan tunjangan serdos setara satu bulan gaji pokok.

"Sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, gaji dosen swasta disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) di wilayah tempat dosen tersebut bekerja, sebagai contoh UMP DKI Jakarta sebesar Rp 4.641.854 pada tahun 2022," katanya.

Sebagai perbandingan gaji dosen Indonesia dengan negara-negara ASEAN menunjukkan perbedaan signifikan.

Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) angkat suara terkait viralnya tagar #JanganJadiDosen di media sosial X.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News