Agar Labuhan Angin tak Angin-anginan

Agar Labuhan Angin tak Angin-anginan
Agar Labuhan Angin tak Angin-anginan
Saya lantas minta dikirimi foto-foto stok batubara yang ada. Teman-teman Labuhan Angin mengirimkannya. Bukan main. Foto tumpukan batubara itu tidak ada bedanya dengan tumpukan lumpur. Pantas kalau PLTU ini batuk-batuk terus. Dia harus menelan makanan yang sebenarnya tidak bisa dia telan.

Memang ada kelemahan lain yang mendasar. Di samping kualitas batubara yang tidak cocok, prasarana PLTU ini juga kurang tepat. Atap gudang batubaranya kurang lebar. Akibatnya, di musim hujan seperti sekarang ini, sangat sengsara. Batubara yang kandungan ash (debu) nya sangat tinggi itu kena hujan. Jadilah lumpur! Itulah yang menyebabkan batubara tidak bisa mengalir lancar ke dalam boiler. Juga tidak bisa dikabar dengan sempurna.

Dengan modal foto kiriman teman-teman Labuhan Angin itu, kami memutuskan mengganti pemasok batubara untuk Sibolga. Kami tidak mau lagi batubara seperti itu. Tapi proses penggantian pemasok ini perlu waktu. Baru minggu lalu batubara yang lebih baik, dari Kalimantan, bisa tiba di Labuhan Angin.

Dengan batubara inilah teman-teman Labuhan Angin akan tahu persis di manakah persoalan sebenarnya. Kalau persoalannya pada mesin, tentu dengan pergantian batubara tidak akan ada bedanya. Tapi kalau memang persoalannya di batubara, maka begitu PLTU diberi makan batubara yang baru, tentu akan lebih baik.

ALANGKAH senangnya ketika pagi ini saya benar-benar akan bisa mendarat di Kota Sibolga. Inilah untuk pertama kalinya dalam hidup saya akan melihat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News