Agar Wujud Bulog Tidak Ka'Adamihi

Agar Wujud Bulog Tidak Ka'Adamihi
Agar Wujud Bulog Tidak Ka'Adamihi
Waktu mengadakan rapat kerja dua bulan yang lalu, semangat untuk berubah itu terlihat nyata. Dan tidak boleh mundur lagi. Dalam rapat kerja itu, misalnya, ditemukan cara agar Bulog bisa lebih lincah tanpa melanggar aturan.

Pertama, aturan itu sendiri diubah. Kedua, mendayagunakan anak perusahaan untuk meningkatkan fleksibilitas pembayaran langsung kepada petani. Ketiga, melakukan kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk pendanaan.

Selama ini Bulog tidak mungkin bisa bersaing dengan para tengkulak: kalah lincah, kalah prosedur, dan kalah dana. Akibatnya, nama Bulog kian redup di mata petani. Rendahnya kepercayaan petani padi kepada Bulog sudah mirip dengan rendahnya kepercayaan petani tebu kepada pabrik gula.

Seperti juga pabrik-pabrik gula milik BUMN, kini Bulog juga lagi giat merebut kembali kepercayaan yang hilang itu. Tentu belum akan berhasil tahun ini, tapi setidaknya sudah dimulai. Kalau usaha itu tidak dilakukan, dalam waktu yang tidak terlalu lama Bulog kian jauh dari petani. Bisa-bisa Bulog lama-lama menjadi adanya seperti tiadanya (wujuduhu ka"adamihi).

LUPAKAN gerbang tol. Ada yang lebih aktual yang harus kita dukung: pengadaan beras oleh Bulog. Saat ini petani lagi panen raya. Tindakan saya yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News