Agus Condro Makin Berani
Meski Pengakuannya Diragukan Kebenarannya oleh KPK
jpnn.com - JAKARTA- Agus Condro semakin berani membongkar boroknya sendiri. Politisi dari PDI Perjuangan itu seperti tidak peduli dengan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang masih meragukan pengakuannya. ‘’Ya, KPK merasa apa yang saya laporkan belum cukup bukti. Masih harus disinkronkan terlebih dahulu,’’ ujar Agus Condro seusai berkonsultasi dengan Direktur Pengaduan Masyarakat KPK Ahmad Wiagus, Selasa (26/8).
Selama dua jam lebih Agus berkonsultasi di KPK. Namun, ia mengaku masih tetap sabar kendati KPK terkesan lamban menindak lanjuti pengakuannya. Ia juga masih konsisten terhadap pengakuannya. Menerima uang sebesar Rp. 500 juta dan masih meyakini uang itu berkaitan dengan pemilihan deputi senior gubernur BI Miranda Swaray Goeltom.
‘’Empat hari sebelum pemilihan Deputi senior BI, setidaknya ada sepuluh anggota PDIP yang dipimpin oleh Panda Nababan melakukan pertemuan dengan Miranda S Goelton di hotel Dharmawangsa,’’ Agus menjelaskan.
Agus menyebutkan, dalam pertemuan itu Panda menyebutkan dukungannya terhadap pencalonan Miranda Goeltom. Tetapi, Agus mengaku tidak kaget jika pengakuannya itu dibantah ramai-ramai oleh seluruh anggota PDIP yang hadir dalam pertemuan tersebut. ‘’Termasuk ketua panitia anggaran Emir Moeis. Saya tidak kaget, dan bahkan sudah menduga akan begini,’’ tandasnya.
Agus yang juga mantan anggota Komisi IX DPR RI ini mengaku optimis KPK akan menindak lanjuti pengakuannya. Sekalipun ia belum bisa menunjukkan bukti konkret yang dimaksud. ‘’Nggak perlu tergesa-gesa, slow but sure lah…’’ ungkapnya. (pra)
JAKARTA- Agus Condro semakin berani membongkar boroknya sendiri. Politisi dari PDI Perjuangan itu seperti tidak peduli dengan sikap Komisi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Anggap Cederai Rasa Keadilan, KMI Desak KPK Tinjau Ulang Kasus Korupsi Lucianty
- Ketua DPD RI Apresiasi PT SIG Tingkatkan Porsi TKDN Berbasis UKM Binaan
- Situasi Kondusif, Masyarakat Homeyo Intan Jaya Kembali dari Pengungsian
- Kementerian Kebudayaan Hilang dari Skenario Kabinet Prabowo-Gibran, Pelaku Seni Resah
- WWF ke-10 di Bali, Putu Rudana Bahas Isu Ini dengan Presiden Dewan Air Dunia
- ICTR: Perdagangan Karbon Harus Sesuai Hukum dan Menjaga Kedaulatan Negara