Agus dan Emir Harus Bersyukur Tak Masuk Kabinet

Agus dan Emir Harus Bersyukur Tak Masuk Kabinet
Agus dan Emir Harus Bersyukur Tak Masuk Kabinet
Maka, saya lega ketika Agus Martowardojo dan Emirsyah Sattar tidak mendapat jatah itu "mungkin karena dilahirkan dari suku yang salah atau dari universitas yang jatahnya sudah kebanyakan. Yang jelas, keduanya bukan orang partai. Keduanya orang profesional yang dalam kabinet jatahnya hanya sedikit dan sudah habis untuk sekalian memenuhi jatah menteri lama.

Sebaiknya memang, jangan semua yang hebat-hebat menjadi menteri. Negara akan sangat kehilangan kalau Agus menjadi menteri. Negara ini lebih memerlukan memiliki bank yang bisa bersaing di tingkat internasional. Agus sudah membuktikan bisa mengubah Bank Mandiri menjadi raksasa perbankan dengan kultur baru yang sangat hebat.

Saya kagum orang seperti Agus bisa mengubah bank milik pemerintah yang demikian parah bisa menjadi bank terbesar dengan kultur yang berubah total. Orang-orang keuangan saya terkagum-kagum bahwa kini orang-orang Bank Mandiri tidak lagi minta komisi kredit. Bahkan, diberi kenang-kenangan pun tidak mau. Ini sungguh revolusi luar biasa yang dilakukan Agus. Dia adalah man in action di lahan yang memungkinkan untuk action itu. Belum tentu man in action seperti

Agus bisa tetap beraksi di lahan yang terjepit: atasnya besi, bawahnya api.

Dalam masa jabatannya itu pula Bank Mandiri bisa mengalahkan BCA dengan cepat. Bukan saja di bidang kinerja keuangan, tapi sampai ke soal servisnya. Dulu, begitu parahnya bank pemerintah, sampai-sampai menimbulkan rasa minder secara nasional: tidak mungkin bank pemerintah bisa mengalahkan swasta seperti BCA.

UNTUNGLAH Agus Martowardojo dan Emirsyah Satar tidak jadi menteri. Belum tentu baik orang sehebat Agus dan Emir masuk kabinet. Agus Martowardojo,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News