Agus dan Emir Harus Bersyukur Tak Masuk Kabinet

Agus dan Emir Harus Bersyukur Tak Masuk Kabinet
Agus dan Emir Harus Bersyukur Tak Masuk Kabinet
Saat itu BCA-lah raja bank di Indonesia. Mulai kinerja keuangannya, servisnya sampai ke modernitas teknologinya. Kini Agus berhasil membalik pesimisme itu.

Persaingan bank, terutama secara internasional, sangat berat. Aguslah yang harus diandalkan untuk membendung laju perbankan asing yang sedang berebut menguras sumber dana nasional. Tentu dengan cara profesional seperti yang dilakukan Agus. Bukan dengan cara regulasi yang kini tidak zamannya lagi.

Prestasi yang kurang lebih sama ditunjukkan Emirsyah Satar. Saya sudah menuliskannya panjang lebar di harian ini beberapa waktu lalu. Garuda sudah mendapatkan nakhoda yang hebat. Garuda memerlukan satu periode lagi untuk bisa benar-benar mendapatkan kepercayaan. Dari perusahaan penerbangan yang hanya menjadi tempat cibiran berubah menjadi kebanggaan nasional sebagaimana Bank Mandiri.

Kita memerlukan lebih banyak orang seperti Agus Martowardojo dan Emirsyah Satar. Sudah terlalu banyak orang yang bisa menjadi menteri "apalagi dasarnya hanya jatah. Tapi, terlalu sulit menciptakan orang seperti Agus dan Emirsyah.

Harus diakui, Presiden SBY telah menciptakan iklim yang baik untuk lahirnya orang-orang seperti itu. Bisa jadi keduanya juga tidak akan bisa maksimal kalau saja iklim yang diberikan kepada mereka tidak selonggar sekarang. Bahkan, Emirsyah berani mengajukan syarat ketika diminta menduduki jabatan Dirut Garuda itu. Dan Presiden SBY memberikan ruang untuk terjadinya bargaining seperti itu.

UNTUNGLAH Agus Martowardojo dan Emirsyah Satar tidak jadi menteri. Belum tentu baik orang sehebat Agus dan Emir masuk kabinet. Agus Martowardojo,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News