Ahok Marah Kawasan Kota Tua Dibiarkan Kumuh

Ahok Marah Kawasan Kota Tua Dibiarkan Kumuh
Ahok Marah Kawasan Kota Tua Dibiarkan Kumuh

Ia bersikeras, kalau memang tidak suka dengan kepemimpinannya, masyarakat berhak untuk tidak memilih dirinya lagi di Pilkada mendatang. Ahok berujar, selama ini dirinya sudah cukup sabar, karena berada di belakang Jokowi yang terkenal wong sabar.

"Dulu ada Wong Solo (Jokowi), ada yang ngerem sabar. Sekarang saya sikat saya terus. Kalau tidak suka, jangan pilih saya kembali di 2017. Saya tidak peduli. Minimal sampai akhir Agustus enggak ada ngerem saya. Saya hajar saja sekaligus," cetusnya.

Terpisah, ketika dikonfirmasi, Kepala UPK Kota Tua, Gathut Dwi Hastoro menyesalkan perkataan Ahok yang menurutnya tidak santun. Sebagai bentuk tanggung jawab, ia pun mengaku siap untuk dipanggil. Tapi bukan ditegur secara kasar di muka umum seperti itu.

"Apakah pantas, kita dibilang kota tai. Tai loh bukan kotoran, atau tinja, itu masih mending," katanya.

Begitupun dengan perkataan Ahok, yang menyebut bajingan, maling, nyolong. "Dia sampai berkata, kalau mau pakai cara bajingan, saya bisa lebih bajingan, katanya. Sayanglah jangan bicara seperti itu, mari bicara yang santun," kata Gathut.

Ia pun mengaku hanya bisa diam, dan tidak perlu menjawab teguran itu di depan umum. "Kalau mau marah ya kan bisa dipanggil. Kita bicara, saya siap untuk dipanggil kok," katanya.

Terkait kerusakan batuan andesit, Gathut pun mengaku tidak mengerti konteks yang dibicarakan Ahok. Ia menganggap tanggung jawab Taman Fatahillah ini tupoksi pengelola Museum Sejarah Jakarta.

"Saya juga enggak tahu rusaknya seperti apa. Memang kalau saya lihat ada yang bergelombang, tapi itu tidak parah seperti yang sudah-sudah," katanya.

JAKARTA - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab Ahok geram melihat kawasan wisata Kota Tua kumuh. Terlebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News