Air Bening Belum Tentu Bersih, Waspada Bakteri Berbahaya Mengincar Ginjal dan Saluran Kemih

Air Bening Belum Tentu Bersih, Waspada Bakteri Berbahaya Mengincar Ginjal dan Saluran Kemih
Ilustrasi kemasan galon air isi ulang. Foto: dok pri

"Infeksi bakteri E. coli pada saluran pencernaan bisa menimbulkan beragam gejala, salah satunya yang paling umum adalah diare," tambahnya.

Di Indonesia, lanjut Dokter Kaka, kasus penyakit diare terbilang sangat tinggi, yakni lebih dari 7 juta total kasus pada 2019.

Pada bayi dan balita, penyakit diare merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dengan jumlah kasus lebih dari 1.000 kematian.

Tak hanya itu, air dengan kualitas rendah serta tercemar bakteri berbahaya itu juga bisa mengganggu ginjal manusia.

“Infeksi bakteri E. coli pada saluran pencernaan juga  selaput otak pada bayi dalam kandungannya, hingga keguguran. Ada ibu hamil menceritakan pada saya dia berada di kampung yang memang air kurang bersih. Saat dipakai untuk membersihkan usai buang air, justru menjadi infeksi," tambahnya.

Oleh karena itu, Dokter Kaka meminta masyarakat lebih jeli dan teliti lagi dalam mengonsumsi maupun menggunakan air dalam kehidupan sehari-hari demi kesehatan tubuh masing-masing.

Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai penggagas webinar tersebut juga menaruh perhatian khusus terhadap isu kesehatan terutama soal konsumsi air minum layak untuk masyarakat.

Hal ini disampaikan Ketua PWI Atal S Depari saat membuka kegiatan Kelas Jurnalis “Peran Media dalam Mengedukasi Masyarakat Mengenai Perilaku Hidup Bersih Melalui Pemahaman Air Minum Terstandarisasi”.

Air kemasan dan isi ulang yang terlihat bening belum tentu bersih dan layak untuk dikonsumsi masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News