Air Bening Belum Tentu Bersih, Waspada Bakteri Berbahaya Mengincar Ginjal dan Saluran Kemih

Air Bening Belum Tentu Bersih, Waspada Bakteri Berbahaya Mengincar Ginjal dan Saluran Kemih
Ilustrasi kemasan galon air isi ulang. Foto: dok pri

Menurut Atal, media massa memiliki peran penting untuk memberi edukasi masyarakat terkait konsumsi air minum yang layak untuk kesehatan.

"Melihat fakta di lapangan, masih banyak masyarakat yang mengonsumsi air minum dari sumber air yang tidak terlindungi. Seperti pengisian air minum dari produsen tidak terpercaya, sumur dan air pompa," ujar Atal.

Dia mengatakan semua kalangan harus mengambil peran untuk memberi edukasi bagi masyarakat terkait air minum yang layak dan sehat. Bukan hanya dari kerja pemerintah.

 Atal mengatakan isu air minum menjadi sangat penting setelah melihat kondisi lingkungan masyarakat saat ini yang tinggal di sekitar sumber air dekat area limbah dan tanah dangkal. Ini menjadi ancaman tersendiri untuk kehidupan masyarakat Indonesia. Terutama untuk anak-anak.

"Air yang tidak layak mengandung bekteri e-coli yang berbahaya bagi tubuh dan meningkatkan kasus diare di Indonesia sejak 2013-2018. Ini juga menjadi salah satu penyebab kematian nomor dua untuk anak-anak di bawah 5 tahun," sambung Atal.

Dia berharap kegiatan kelas jurnalis dengan tema air yang layak itu bisa menjadi pintu masuk edukasi bagi masyarakat. Termasuk menyokong perbaikan kesehatan masyarakat lewat ajakan dengan nilai-nilai baik.

"Wartawan jurnalis maupun organisasi media harus ambil andil untuk sosialisasi air minum yang layak dan terstandarisasi yang baik. Media massa punya peran untuk menyebarluaskan informasi termasuk menghubungkan kebijakan pemerintah tersebar ke masyarakat," pungkas Atal.(flo/jpnn)

Air kemasan dan isi ulang yang terlihat bening belum tentu bersih dan layak untuk dikonsumsi masyarakat.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News