Airplane Mode ke Kecamatan Sembilan Warna

Oleh Dahlan Iskan

Airplane Mode ke Kecamatan Sembilan Warna
Dahlan Iskan di antara tanaman quinoa di pegunungan Qinghai pada ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut. Foto: disway.id

jpnn.com - Gara-gara HP. Saya lebih pilih kereta cepat daripada pesawat kalau lagi di Tiongkok. Di pesawat tidak boleh buka HP. Sepanjang penerbangan. Walau hanya untuk menulis sekali pun.

Berarti menganggur. Melamun. Jarang bisa tidur.

Pilihan lain membaca: novel. Tapi tanggung. Untuk penerbangan satu atau dua jam.

Tapi kali ini beda. Saat saya lagi di Tiongkok ini. Sekarang ini.

Sekarang sudah berubah. Selalu naik pesawat. Ke tujuh kota.

Tidak ada lagi yang satu ini:  larangan buka HP. Tidak ada lagi perintah mematikan HP. Pun saat mau take off. Maupun landing.

Yang ada hanyalah  pengumuman ini: HP harus disetting ‘airplane mode’. Fasilitas ‘airplane mode’ itu ada. Sudah lama. Di semua HP kita. Hanya saja dianggap tidak pernah ada. Seperti tidak ada guna.

Memang saat fasilitas itu ‘on’ berarti tidak bisa menelepon. Tidak bisa bicara.

Tidak ada lagi yang satu ini: larangan buka HP. Tidak ada lagi perintah mematikan HP. Pun saat mau take off. Maupun landing.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News