Pelajaran dari Batu dan Cucu

Oleh Dahlan Iskan

Pelajaran dari Batu dan Cucu
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

jpnn.com - Saya masih penasaran. Bagaimana tanah berbatu itu bisa diubah. Jadi perkebunan tebu. Di Sumba Timur.

Tanahnya begitu kering. Begitu berbatu. Begitu tandus. Jarang kena hujan.

Saya sekali lagi ke kebun tebu itu. Minggu lalu. Sebelum bermalam di kemah. Di padang sabana. Di  Sumba.

Di kebun itu saya diterima oleh para manajer mereka. Yang ditugasi menjelaskan apa saja. Yang ternyata  tidak satu pun yang ahli tebu. Atau ahli gula. Sekadar berpengalaman pun tidak.

Disengaja begitu. Untuk menemukan terobosan baru. Di medan baru. Di iklim baru. Di jenis tanah yang baru.

”Semua teori kebun tebu tidak berlaku di sini,” ujar Husin Nurroy pada disway.id.

Husin sendiri ‘manusia kelapa sawit’. Demikian juga anggota tim lainnya. Ia sudah malang-melintang di sawit. Lebih 20 tahun. Sejak tamat fakultas pertanian Universitas Jember.

Bahkan Husin menghabiskan masa mudanya di kebun. Dekat perbatasan. Dengan Serawak. Di pedalaman Kalimantan Barat.

Lucy Agnes melupakan kemewahan dunia. Ponakan pengusaha superkaya itu kini berada di India. Meninggalkan kerajaan bisnis kakeknya demi mengabdi di gereja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News