Akademisi Soroti Menteri PDT

Akademisi Soroti Menteri PDT
Akademisi Soroti Menteri PDT
JAKARTA - Kinerja Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) ternyata banyak menjadi sorotan kalangan akademisi. Selain, dinilai lambat dalam merespon kondisi daerah, kementerian di bawah komando menteri Helmy Faishal ini disebut-sebut gagal dalam menerjemahkan program pembangunan daerahnya SBY.

Peneliti Sayogyo Inside, Sofyan Sjaf, menilai kinerja Kementerian PDT sebetulanya masih jauh dari baik. Terbukti, masih banyak daerah tertinggal di Indonesia. Padahal banyak daerah potensial yang seharusnya layak untuk segera mendapat pembangunan. “Kita punya data yang jelas berapa banyak daerah tertinggal yang layak mendapat bantuan dari pemerintah pusat demi perubahan hidup yang lebih layak,” ujaranya pada INDOPOS (grup JPNN) di Bogor, kemarin (6/10).

Kata Sofyan, kalau kita mau menghitung berapa banyak daerah tertinggal di Indonesia, jawabanya pasti banyak, namun yang harusnya menjadi fokus kerja dari kementerian PDT adalah bagaimana memberikan pemberdayaan kepada masyarakat daerah tersebut agar mau membangun daerahnya. “Tentunya, sebelum masuk sampai tahapan itu, Kemen PDT hendaknya harus sudah mampu menentukan daerah mana yang tertinggal bukan ditinggal,” katanya.

Bukan asal ada permintaan dari kepala daerah tertentu kemudian baru bergerak. Jika masih mengandalkan informasi dari pihak pemerintah daerah, maka jangan harap pembangunanya akan efektif dan menyentuh masyarakat dan daerahnya. “Metode seperti itu sudah banyak memberikan kegagalan dalam pembangunan. Oleh karena itu, dinegara-negara maju, system pembangunan top down sudah mulai banyak ditinggalkan,” kata Pria yang juga aktif menjadi dosen di IPB itu.

JAKARTA - Kinerja Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) ternyata banyak menjadi sorotan kalangan akademisi. Selain, dinilai lambat dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News