Akhir Era Gangster Hong Kong

Akhir Era Gangster Hong Kong
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

jpnn.com - Ini seperti cerita gabungan antara kekayaan, warisan dan brutalnya gangster di Hong Kong. Jumat lalu orang terkaya di Asia (nomor 23 di dunia), Li Ka-shing, menyatakan pensiun total.

Pada umur yang ke-90,  Ka-shing mewariskan bisnisnya ke anak pertamanya: Victor Li. Persis 20 tahun setelah sang anak selamat dari penculikan dengan tebusan Rp 2 triliun.

Anak pertamanya itu mewarisi jabatan bapaknya saat sudah berumur 53 tahun. Dua tahun lebih tua dari anak keduanya, Richard Li.Kesehatan sang bapak memang luar biasa. Saat menyatakan pensiun itu pun masih terlihat sangat sehat.

Bahwa jabatan chairman Cheung Kong Holding dan Hutchison Holdings itu jatuh ke anak pertama rupanya sudah disadari sepenuhnya oleh anak kedua. Bahkan sejak Richard masih berumur 24 tahun. Saat masih kuliah di Stanford, Amerika.

Saat itu tiba-tiba Richard memilih tidak perlu lulus sarjana. Toh bapaknya juga hanya protolan SMA.

Richard pulang ke Hong Kong. Mendirikan perusahaan start up. Memang saat itu lagi awal musim start up. Apple pun juga baru mulai.

Singkat cerita, Richard sukses. Sang ayah kagum. Apalagi saat Richard kemudian mampu menjual salah satu perusahaannya, Stars TV dengan nilai 500 juta dolar.

Saat itu, anak pertamanya, Victor Li sudah membantu ayahnya terlibat di manajemen grup. Sibuk dengan urusan harian perusahaan yang begitu besar dan menggurita. Tidak mungkin Victor sempat keluar ide seperti adiknya.

Hanya dengan menculik anak konglomerat paling kaya di Asia akan bisa mendapatkan uang banyak. Risikonya toh sama dengan perampokan-perampokan kecil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News