Akhir Era Gangster Hong Kong

Akhir Era Gangster Hong Kong
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Sejak itu kian jelas siapa putra mahkota konglomerat Li Ka-shing. Semua orang tahu. Termasuk para gangster di Hong Kong.

Victorlah sang putra mahkota itu. Richard terlalu sibuk dengan kekonglomeratannya sendiri.

Sang putra mahkota pun dalam bahaya. Ada satu gangster yang mengincarnya. Gangster ini sudah bosan dengan perampokan-perampokan kecil. Risikonya toh sama.

Dia berpendapat hanya dengan menculik anak konglomerat akan bisa mendapatkan uang banyak. Dia tahu konglomerat pasti takut mati. Kehilangan banyak uang pun tidak akan jatuh miskin.

Itulah jalan pikiran boss gangster Hongkong ini: Zhang Ziqiang. Sebenarnya Zhang baru satu tahun keluar penjara. Akibat tertangkap dua kali merampok bandara internasional Hongkong.

Dia dijatuhi hukuman 18 tahun. Teman operasinya, Yip, dihukum 41 tahun.

Tapi sistem hukum Hongkong terlalu tegak. Zhang hanya menjalani hukuman kurang dari 4 tahun. Dia bebas karena kurang bukti.

Waktu itu, tahun 1996, Hongkong masih di bawah kekuasaan Inggris. Baru akan diserahkan ke Tiongkok tahun berikutnya.

Hanya dengan menculik anak konglomerat paling kaya di Asia akan bisa mendapatkan uang banyak. Risikonya toh sama dengan perampokan-perampokan kecil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News