Akil Ngotot Bisnis Sawit dengan Mantan Ketua KPUD Sumut

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar membantah bahwa transaksi keuangan yang dilakukannya dengan mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara Irham Buana Nasution terkait pemilukada Kabupaten Tapanuli Tengah. Senada dengan Irham di keterangan sebelumnya, Akil pun menyatakan ia berbisnis sawit dengan Irham.
"Saya tegaskan lagi, uang itu tidak ada kaitannya dengan Pemilukada atau jabatan saya sebagai hakim. Ada atau tidak?" tanya Akil pada Irham di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, (10/4).
Ini ditanyakan Akil selaku terdakwa saat diberikan kesempatan oleh Majelis Hakim untuk bertanya pada saksi-saksinya. " Tidak," jawab Irham.
Akil juga kembali menegaskan bahwa ia mengenal Irham, karena ia juga menjadi tim penguji untuk disertasi Irham. Mantan politikus Golkar itu mengaku Irham sering berkomunikasi dengannya untuk konsultasi mengenai disertasi. Dia juga mengklaim mengajak Irham bisnis sawit tanpa paksaan sedikitpun.
Dalam persidangan tersebut, Akil juga membantah mengenal Bachtiar Ahmad Sibarani yang disebut-sebut sebagai perantaranya untuk mendapatkan gratifikasi dari Bupati Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Raja Bonaran Situmeang.
Ia menegaskan Irham tidak pernah mengenalkan Bachtiar Sibarani padanya. Meski pada keterangan Irham sebelumnya, disebutkan bahwa Akil dan Bachtiar saling mengenal karena tergabung dalam organisasi Pemuda Pancasila.
"Seingat saya, saya tidak kenal Bachtiar Sibarani," tandas Akil. (flo/jpnn)
JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar membantah bahwa transaksi keuangan yang dilakukannya dengan mantan Ketua Komisi Pemilihan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Resmikan Masjid Jakarta Garden City, Gubernur Pramono Berpesan Begini
- Kepala BKN Sebut 1.967 CPNS 2024 yang Mundur Aslinya Tidak Lulus
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia