Aktivis Dilarang Cek Jasad 'Jenderal' Kwalik

Aktivis Dilarang Cek Jasad 'Jenderal' Kwalik
Aktivis Dilarang Cek Jasad 'Jenderal' Kwalik
JAYAPURA--Selain mendapatkan tanggapan dari anggota DPR asal Papua, tewasnya Kelly Kwalik juga mendapatkan perhatian dari aktivis yang konsen pada persoalan HAM. Sebuah lembaga bernama Yahamak (Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan) Papua,  memberikan perhatian khusus terhadap tewasnya pimpinan TPN/OPM yang disebut-sebut berpangkat jenderal itu. Direktris Yahamak Papua, Mama Yosepa Alomang datang langsung dari Jakarta guna melihat jasad Kelly Kwalik yang sedang didentifikasi dan otopsi di RS Bhayangkara Kotaraja, kemarin (17/12).

Aktivis perempuan Papua itu merasa bisa memastikan benar-tidaknya jenazah itu jasad Kelly Kwalik. Hanya saja, dia dilarang melihat jenasah dimaksud. "Bagaimana mau memastikan apakah itu Kelly atu tidak? Melihat jenazahnya saja tidak bisa" ujar Mama Yosepa dengan nada tinggi.

Karena belum melihat jenasah, Mama Yosepa tidak benari menduga-duga apakah jenasah itu Kelly Kwalik atau tidak. Yang jelas dirinya hanya ingin melihat jenasah pria tersebut.  "Saya mau lihat dan memastikan bahwa itu Kelly Kwalik yang dibunuh. Saya datang kesini untuk melihat Undang-Undang dan hukum yang ada. Tapi kenapa Kelly Kwalik dikejar sampai di hutan dan dibunuh, lalu kenapa dibawa kesini kah?" tegas Mama Yosepa dengan nada tinggi.

Masih dengan nana tinggi dia mempertanyakan siapa yang membunuh Kelly Kwalik dan dan siapa yang mengijinkan pembunuhan itu. Dia menyebutkan, perjuangan Kelly Kwalik dilindungi oleh HAM (Hak Asasi Manusia). Mama Yosepa dengan berapi-api mempertanyakan pembentukan Undang-Undang tentang HAM tersebut, apalagi dirinya mendapatkan penghargaan HAM sehingga dapat memberikan kepada Kelly Kwalik. "Tapi, mereka turun seperti itu tanpa ijin saya untuk membunuh Kelly Kwalik di dalam rumah dan dibawa seperti kotoran atau binatang," tandasnya.

JAYAPURA--Selain mendapatkan tanggapan dari anggota DPR asal Papua, tewasnya Kelly Kwalik juga mendapatkan perhatian dari aktivis yang konsen pada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News