Aktivitas Jenderal (Pol) Sutarman setelah Lengser dari Jabatan Kapolri

Jadi Orang Merdeka, Bisa Fitness Lima Jam Sehari

Aktivitas Jenderal (Pol) Sutarman setelah Lengser dari Jabatan Kapolri
Jenderal (pol) Sutarman dan Wakapolri Komjen (Pol) Badrodin Haiti. Foto: dokumen JPNN

Meski harus melepaskan jabatan Kapolri secara tiba-tiba, Sutarman mengaku tetap bersyukur telah menjadi abdi negara yang baik. Banyak pengalaman unik yang jarang dialami koleganya. Misalnya, saat menjadi Kapolwiltabes Surabaya pada 2005–2006, dia dikenal punya hobi keluyuran keliling kota sembari memantau keamanan bersama teman-temannya. Dari situ dia bisa tahu situasi di lapangan, termasuk permainan kotor aparat, termasuk pula anggotanya.

Pernah suatu malam Sutarman dihentikan anggota Satlantas Polresta Surabaya Selatan. Rupanya, anggota itu hendak mencari-cari kesalahan pengendara dengan harapan mendapat uang damai. Celakanya, anggota tersebut tidak mengenalinya sebagai Kapolwiltabes (kini Kapolrestabes) Surabaya. Dan Sutarman mendiamkannya.

Besoknya Sutarman langsung datang ke Mapolresta Surabaya Selatan dan memanggil Kapolres beserta anggotanya yang nakal itu. Tentu saja si anggota langsung pucat pasi. Dia dimarahi habis-habisan. Begitu pula atasannya, Kapolres Surabaya Selatan. Tapi, Sutarman tidak langsung menghukum anggota tersebut. Dia hanya meminta perbaikan sistem patroli anggota.

Dari insiden itu, di jajaran Polwiltabes Surabaya kemudian lahir protap (prosedur tetap) baru. Yakni, anggota satlantas tidak boleh ”bersembunyi” untuk mengincar pengendara yang melanggar aturan lalu lintas. Polisi yang bertugas harus terlihat dan seharusnya mencegah dan mengingatkan pengendara yang salah.

Begitu pula yang terjadi saat Sutraman menjadi Kapolda Kepulauan Riau pada 2006. Saat itu dia harus mengambil tindakan tegas kepada hampir semua jajaran di ditlantas karena melakukan permainan pelat nomor.

Penyebabnya sederhana. Saat itu, ketika Sutarman parkir di sebuah kawasan pertokoan, pelat nomor mobil yang parkir di sampingnya sama dengan pelat nomor mobilnya. ”Saya kaget dan langsung mengusut serta menindaknya,” imbuh dia.

Berkat prestasi yang diraih Sutarman di tempat tugas, karirnya pun terus melaju. Hingga mencapai puncaknya, ditunjuk sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Timur Pradopo pada 27 September 2013. Yang unik, sebelum menjadi Kapolri, Sutarman juga menggantikan Timur Pradopo di tiga jabatan, yakni saat menjadi Kaselapa Lemdiklat Polri, Kapolda Jawa Barat, dan Kapolda Metro Jaya.

Sampai kapan akan meninggalkan medan pengabdian? Sutarman menggeleng. ”Belum tahu, melihat situasi terlebih dahulu,” jawabnya. ”Tapi, hikmahnya (dari pelengseran, Red) adalah saya bisa lebih menikmati hidup. Momong cucu, fitness, kembali ke kampung, sesekali golf,” tuturnya. (*/c9/ari)


Dicopot sebagai Kapolri pada 16 Januari lalu, Jenderal Sutarman kini banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Dia pun berharap Presiden Jokowi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News