Al-Fatih

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Al-Fatih
Ekspresi bek Turki Mert Muldur usai laga timnya melawan Swiss. Foto: Twitter@EURO2020

Kemal Pasha kemudian melakukan kudeta terhadap Sultan Mahmud, dan pada 1923 secara resmi kesultanan dibubarkan dan diganti menjadi republik.

Roda berputar dengan cepat. Turki jatuh dan Eropa menjadi penguasa dunia. Mustafa mengubah semua warisan sejarah Islam Usmaniah dan menggantinya dengan sistem republik sekuler.

Kemal Pasha ingin menggabungkan Turki menjadi bagian dari Eropa. Sampai sekarang, Turki belum bisa benar-benar terintegrasi dengan Eropa.

Pertandingan Eruro 2020 antara Swiss melawan Turki Minggu (20/6) malam menandai terdepaknya Turki dari turnamen antar-negara Eropa itu.

Kekalahan menyakitkan 1-3 membuat pasukan Turki harus angkat koper pulang tanpa membawa satu angka pun. Turki kalah dalam tiga pertandingan fase grup.

Nasib Turki benar-benar mengenaskan. Tim berjuluk Ay Yildizlilar itu finis sebagai juru kunci Grup A tanpa satu pun poin dari tiga laga.

Selain itu, Timnas Turki juga hanya sanggup mencetak satu gol dan dibobol sebanyak delapan kali.

Pada pertandingan pembuka Grup A yang menandai awal turnamen, Turki dihajar tiga gol tanpa balas oleh Italia. Pasukan Italia tampil mengejutkan dengan melakukan serangan terbuka dan bertahan dengan ketat. Italia di bawah allanatore Roberto Mancini tampil ofensif dan membuat Turki kehabisan napas.

Gunes sudah kehilangan tuahnya, dan sisa-sisa kebesaran Turki seolah lenyap tersapu panas cuaca Eropa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News