Ali Tazkiapreneur

Oleh Dahlan Iskan

Ali Tazkiapreneur
Foto: disway.id

Saat meninjau hasil prakarya para siswa penunggu stan itu semua memberi penjelasan dalam bahasa Inggris yang sangat lancar.

Kini kian banyak sekolah Islam seperti Tazkia. Kian banyak juga yang tidak mengikatkan diri pada NU atau Muhammadiyah. Atau aliran yang lain.

"Apakah ini tidak terlalu komersial?" tanya saya.

"Kami alokasikan sepuluh persen siswa untuk anak yatim," ujar Ali Wahyudi. "Yang tahu mereka yatim atau bukan hanya manajemen. Guru tidak tahu," tambahnya.

Era Baru telah datang --agak terlambat. Masa depan bangsa terlihat cerah --kalau kian banyak lagi yang seperti ini.(***)

Kalau dulu Batu hanya dikenal sebagai pusat pengkajian Kristen, kini juga pusat pendidikan Islam. Al Izza, dan lalu Tazkia, ikut membentuk wajah baru Batu.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News