Altius
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Ternyata mimpi dan kerja kerasnya menjadi kenyataan. Sekarang dia berlomba lagi di Olimpiade. Bahkan, tinggal selangkah lagi dia akan menjadi kampiun. Namun, tiba-tiba trauma cedera itu muncul lagi seperti hantu. Tamberi lemas tanpa asa.
Ini kesempatan bagi Barshim, karena tidak ada saingan sehingga dia bisa meraih emas sendiri. Di luar dugaan, Barshim mendekati panitia pertandingan dan bertanya apakah medali emas bisa diberikan bersama bila tidak melakukan percobaan lompatan terakhir.
Panitia memeriksa aturan dan menyatakan bisa. Barshim pun memutuskan tidak mengambil lompatan terakhir dan memutuskan berbagi emas dengan Tamberi. Dengan demikian medali emas akan dibagi bersama.
Kedua atlet itu bergandengan tangan dan bersorak kegirangan. Kedua atlet itu merupakan sahabat dekat dan memilih membagi kemenangan bersama.
Berbagi emas untuk satu nomor adalah yang pertama kalinya dalam Olimpiade sejak 1912.
"Saya melihat dia, dia melihat saya, dan kami tahu itu. Kami hanya melihat satu sama lain dan kami tahu, itu saja, sudah selesai. Tidak perlu," kata Barshim.
"Dia adalah salah satu teman terbaik saya, tidak hanya di trek, tetapi di luar trek. Kami bekerja sama. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah semangat sejati, semangat olahragawan, dan kami di sini menyampaikan pesan ini," begitu kata Barshim.
Di luar trek mereka sahabat dekat, tetapi di atas trek mereka bersaing mencapai loncatan tertinggi untuk menunjukkan superioritas dan dominasi.
Berbagi emas untuk satu nomor adalah yang pertama kalinya dalam Olimpiade sejak 1912.
- Perbasi Berharap Timnas 3x3 Indonesia Tembus Olimpiade LA 2028, Begini Strateginya
- Sultan Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade Remaja 2030
- Menpora Matangkan Persiapan Menuju SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade
- IOC dan TCL Umumkan Kemitraan Top Global Hingga 2032
- Megan C Sutanto Bermimpi Bisa Berlaga di Olimpiade
- Michelle Elizabeth Surjaputra Resmi Pimpin FTI DKI Jakarta 2024-2028