Alur Laut Indonesia “Diatur” Negara Lain

Pemerintah Dianggap Tak Punya Kesadaran Maritim

Alur Laut Indonesia “Diatur” Negara Lain
Seminar Kajian Stratejik Intelejen di UI. Dari kiri Andi Widjajanto, Laksamana Muda (purn) Robert Mangindaan, moderator, Melda Kamil. FOTO: Ist
   

Indonesia juga tidak punya kewibawaan jika ada kapal asing negara lain dengan seenak hati melintas di wilayah laut  nasional. “Saat saya masih dinas aktif, ada sebuah delegasi angkatan laut negara lain, mereka minta izin melintas tapi juga membawa armada pesawat tempurnya sekaligus. Bagi mereka itu normal mode,” ujarnya.

Perampokan dan kriminalitas di laut, lanjut Bob, juga subur di wilayah laut Indonesia. “Kalau TNI AL operasi, misalnya tiga bulan, bisa bersih. Tapi setelah itu muncul lagi, karena anggaran operasinya memang terbatas,” katanya.

   

Kapal asing yang masuk wilayah Indonesia juga tak bisa dikontrol air limbahnya atau dalam dunia maritim disebut air balas.”Itu dimainkan oleh oknum-oknum, untuk kepentingan bisnis,”ujar pengajar mata kuliah Dasar Intelijen di program Kajian Stratejik Intelijen UI  itu.

   

Belum lagi, jika biota biota laut asli Indonesia terancam dengan adanya kapal asing. “Jika ada minyak atau oli yang tertumpah. Bagaimana sistem kontrolnya ? Biota laut kita bisa mati,” katanya.

JAKARTA—Sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut. Ironisnya, kesadaran pemerintah untuk menjaga kedaulatan dan potensi laut sangat minim.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News