Amerika Shutdown, Indonesia Restart

Deflasi dan Surplus Neraca Gairahkan Ekonomi RI

Amerika Shutdown, Indonesia Restart
Amerika Shutdown, Indonesia Restart

Shutdown akan berdampak pada upaya pemulihan sektor properti AS yang ambles. Tidak adanya layanan pemerintah akan membuat penundaan di proses aplikasi kredit perumahan. AS juga akan kehilangan pemasukan dari sektor pariwisata. Pasalnya, proses paspor dan visa akan terhenti. Saat peristiwa ini terjadi pada 1995"1996, 20.000 hingga 30.000 aplikasi visa tidak diproses. Sebanyak 200.000 warga AS yang ingin membuat paspor pun gigit jari.

Di bidang kesehatan, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) juga tidak bisa beroperasi maksimal dalam menyelidiki persebaran virus. Di bidang ilmu pengetahuan, operasi NASA juga akan dihentikan sementara.

Menurut perusahaan konsultan IHS Inc, shutdown bisa merugikan AS hingga sedikitnya USD 300 juta per hari atau lebih dari Rp 3,4 triliun. Jumlah itu memang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan ekonomi AS senilai USD 15,7 triliun. Tetapi, jika dibiarkan, kepercayaan pengusaha dan konsumen akan merosot, membuat dampaknya semakin lebar.

Shutdown bisa berlangsung berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, jika kongres tidak mencapai mufakat. Shutdown terakhir terjadi pada 1996 selama 21 hari. Saat itu"terjadi perseteruan anggaran antara Presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat dan kongres dari Partai Republik.

IHS memperkirakan, akibat shutdown, pertumbuhan AS sebesar 2,2 persen per tahun akan berkurang 0,2 persen jika shutdown terjadi selama sepekan. Namun, jika seperti yang terjadi pada 1996, yaitu 21 hari, pengurangan bisa mencapai 0,9 atau 1,4 persen. Goldman Sachs memperkirakan, jika shutdown terjadi tiga minggu, dampaknya akan mengurangi GDP AS sebanyak 0,9 persen.
 
Dampak ke Indonesia
Perkembangan ekonomi terbaru dari AS menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam sidang kabinet paripurna kemarin, SBY beserta para menteri ikut membahas kebijakan pemerintah negara adikuasa itu.  Menurut SBY, kebijakan tersebut akan berimbas pada Indonesia, meski tidak signifikan.

"Apa yang disebut government federal shutdown memberikan implikasi pada perekonomian dunia. Dengan demikian, kita harus terus mengikuti perkembangan dan dinamika di negara itu," jelas SBY sebelum memulai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden kemarin.

Kabar terjadinya inflasi negatif atau deflasi pada September lalu betul-betul menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia. Inflasi yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi momok bagi makro perekonomian Indonesia kini mulai jinak. Kepala BPS Suryamin mengatakan, harga barang dan jasa kini cenderung turun seiring dengan memudarnya imbas kenaikan harga BBM Juni lalu serta efek musim Lebaran. "Ini yang mengakibatkan deflasi 0,35 persen periode September 2013," ujarnya kemarin.

Dengan deflasi September ini, laju inflasi tahun kalender (Januari"September) 2013 mencapai 7,57 persen, sedangkan tingkat inflasi year-on-year (September 2013 terhadap September 2012) sebesar 8,40 persen.

 WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya menutup sementara (shutdown) layanan pemerintahan. Hal itu terjadi karena kongres

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News