Anak Itu Bagaikan Kertas Kosong

Anak Itu Bagaikan Kertas Kosong
A.Kasandra Putranto. Foto: Gir/dok.JPNN

Apa yang mesti dilakukan para orang tua?
Kita sebagai orang tuah harus mencegah sejak dini. Coba perhatikan data statistik. berapa jumlah anak yang mati karena tawuran, yang dipenjara karena kasus narkoba, yang terekspos karena kasus seperti ini. Berapa yang hamil di luar nikah, berapa yang menikah dini karena sudah berhubungan duluan. Tolong, media juga jangan asal "hajar blehhhh".

Mari, kalangan orang tua harus membuat gerakan yang lebih terstruktur dan terorganisir. Kita juga harus peduli pada anak, jangan hanya peduli nutrisi untuk perkembangan fisik. tapi juga harus perhatikan jiwa dan mentalnya. Anak-anak harus disiapkan mentalnya untuk menghadapi masa depannya, ada internet, ada narkoba, ada peer pressure.

Anda melihat para orang tua salah mendidik anak-anaknya?
Orang tua seringnya sibuk membawa anak ke dokter, tanya anaknya sehat atau tidak. Begitu dokter jawab sehat, selesai. Makan, badan gendut, tidak cukup. Dibelai-belai, dicium, tapi begitu kena razia ada narkoba di tasnya, baru orang tua shock.

Apa yang mesti dilakukan pemerintah?
Pemerintah juga harus punya konsep yang jelas. Segera duduk bersama, Kemendikbud, dan yang lain. Saya lihat Ibu Linda (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar, red) sudah setengah mati juga upayanya. Tapi, maaf, media tak peduli juga. Di TV-TV terus menayangkan industri cinta. Anak bicara cinta, habis cinta ngeseks. Dulu saya, 35 tahun silam, kelas 6 SD masih main kelereng. Sekarang, anak kelas 6 SD sudah paki lipstik, pergi ke mall, ketemu pacar.

Peran sekolah?
Sekolah hanya sibuk mengajari membaca, menghitung, psikotes hanya untuk melihat IQ-nya saja. Bagaimana dengan karakter anak? Mental anak? Mestinya sekolah punya catatan, anak ini bagaimana mentalnya, anak itu bagaimana karakternya, bagaimana pergaulan dengan teman-temannya.

Kasihan anak-anak. Norma-norma sudah bergeser. Elit-elit politik hanya sibuk kampanye, sudah punya istri esek-esek dengan perempuan lain. Anak-anak itu bagaikan kertas kosong. Siapa yang menulisi? Ya kita-kita para orang tua.

Bisa diberi contoh bagaimna mendidik anak yang baik agar punya mental sehat?
Kebanyakan orang tua beranggapan, anak yang baik adalah anak yang penurut. Itu salah. Kalau terbiasa nurut di rumah, nanti di luar rumah juga jadi anak penurut. Disuruh buka baju ya..ya..ya. Anak juga harus diajari menolak, berani melawan, berani berdebat. Anak harus diajari, siapa yang berani menyentuh bagian tubuh itu, hajar.

Media juga punya andil?
Sekali lagi, masalah ini tanggung jawab kita semua, orang tua, sekolah, media. Media juga harus punya tanggung jawab. Hanya demi mengejar rating, jam empat hingga jam delapan malam, ya jangan sinetron yang tidak edukatif. Kebanyakan sinetron tentang pacaran, membuat anak-anak malu jika tak punya pacar. Ujung-ujungnya ngeseks.

DUNIA pendidikan tertampar kasus video porno yang diduga diperankan pelajar salah satu SMP di Jakarta, AE dan FP. Para orang tua, pastinya, juga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News