Anas: PT Bukan Pembunuh Parpol

Anas: PT Bukan Pembunuh Parpol
Anas: PT Bukan Pembunuh Parpol
Sementara itu, pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, punya pandangan yang

berbeda. Menurutnya, pemberlakukan PT itu berhubungan langsung dengan peningkatan produktivitas hasil Pemilu. "Saya sendiri kurang percaya bahwa itu (dengan PT yang tinggi) akan memperbaiki keadaan," katanya.

Yang harus dibenahi untuk meningkatkan kualitas Pemilu, kata J Kristiadi, adalah sistem internal kepartaian. Menurutnya, pengkaderan partai harus jelas, dan rekrutmen yang dilakukan parpol transparan, termasuk melakukan pendalaman terhadap nilai, sehingga para kader punya pemahaman politik yang mulia. "Yang tak kalah penting adalah komitmen," tukasnya.

J Kristiadi pun menjelaskan, untuk Pemilu 2014, belum saatnya PT dinaikkan. Partai-partai kecil menurutnya, perlu diberi kesempatan agar persaingan lebih sehat. "Tapi itu pilihan (berlakukan PT). Kita ini juga pernah milih. Kepala daerah dipilih DPRD, kemudian pemilihan langsung, (kemudian) kembali DPRD. Tidak ada yang salah, karena ini pilihan," katanya.

Sehubungan dengan itu, kalaupun PT nantinya akan disepakati dinaikkan, maka menurutnya masih ada jalan terakhir bagi parpol yang tidak sepakat. Yakni dengan melakukan uji materi (judicial review) ke Mahkamah Konstitusi (MK). "Kalau memang itu tidak disepakati, maka akan bisa nanti di-judicial review di MK. Berikanlah kesempatan kepada partai lima tahun lagi untuk memberlakukan 2,5 persen dulu, supaya ada pertarungan yang lebih sehat," pungkasnya. (awa/jpnn)

JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, membantah anggapan bahwa peningkatan parliamentary threshold (PT) sengaja dilakukan oleh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News