Andai Gus Yahya PBNU Dimintai Pendapat soal Solusi untuk Masalah Rempang...

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf menyatakan masyarakat luas tidak boleh menjadi korban investasi.
Menurut dia, kesentosaan harus diprioritaskan ketimbang kepentingan pemodal.
Gus Yahya -panggilan akrabnya- menyatakan hal itu dalam jumpa pers di PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9), guna merespons isu-isu terkini, termasuk permasalahan investasi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, yang berbuntut konflik masyarakat dengan aparat.
“Seperti kasus Rempang itu, kan, ada investasi ditempatkan di sana, kemudian timbul masalah dengan masyarakat di lingkungan setempat. Investasi itu harus dikembalikan kepada tujuan asalnya, yaitu untuk kemaslahatan masyarakat," ujar Gus Yahya.
Juru bicara kepresidenan di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu menegaskan investasi semestinya dijadikan peluang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat di daerah tujuan investasi pun harus diprioritaskan.
"Masyarakat tidak boleh menjadi korban,” imbuhnya.
Gus Yahya menambahkan jika dirinya atau PBNU dimintai pendapat tentang masalah Rempang, satu-satunya pandangannya ialah menomorsatukan kesentosaan masyarakat.
Soal kasus Pulau Rempang, Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf menyatakan masyarakat luas tidak boleh menjadi korban investasi.
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- PSN Rempang Eco City Tak Masuk Perpres yang Diteken Prabowo, Rieke: Batal!
- Bertemu Menkeu AS, Menko Airlangga Bahas Tarif Resiprokal hingga Aksesi OECD