Andalkan Diskont, Bukan Value

Andalkan Diskont, Bukan Value
Andalkan Diskont, Bukan Value
JAKARTA - Sektor ritel moderen termasuk departemen store masih identik dengan program-program diskon. Mereka harus menerapkan program itu untuk menggaet pelanggan meski harus tergerus marjinnya. Direktur Servis Ritel The Nielsen Indonesia Yongky Susilo mengemukakan, sektor ritel merupakan sektor yang bermain di margin tipis. Karena itu, jika peritel hanya bermain diskon untuk menggaet pelanggan maka imbasnya margin yang diperoleh makin tipis.

"Seharusnya membangun value, bukan hanya diskon. Kalau fokus pada diskon margin makin tipis," kata Yongky di acara peluncuran buku Retail Rules di Jakarta.Ia menjelaskan, membangun value atau nilai bisa terus dikembangkan peritel. Artinya, aspek service atau layanan ke pelanggan menjadi hal utama. Yongky mencontohkan pengembangan value bisa dikembangkan dalam sistem delivery barang ke rumah-rumah pelanggan bagi yang berbelanja ke toko ritel.

Yongku mencontohkan value bisa juga dalam memberikan perhatian atau follow up bagi pelanggan yang telah membeli produk. Bisa dilakukan dengan cara mengontak kembali pelanggan menanyakan produk yang telah dibelinya apakah sesuai harapan, memberikan update informasi dan lain-lain. "Intinya adalah loyalitas," katanya.

Yongky menambahkan, pengembangan value sangat penting, karena saat ini ada kecenderungan para konsumen justru sudah tak tertarik lagi berbelanja di ritel moderen termasuk hypermarket. Padahal pada masa awal kemunculannya orang sangat tertarik berbelanja dengan alasan rekreasi dan lain-lain. "Perlu ingat juga bahwa retail is very detail," katanya.

JAKARTA - Sektor ritel moderen termasuk departemen store masih identik dengan program-program diskon. Mereka harus menerapkan program itu untuk menggaet

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News