Aneh, Gunung Slamet Hening tapi Teriakan Aris tak Terdengar

Aneh, Gunung Slamet Hening tapi Teriakan Aris tak Terdengar
Muhammad Charis Munandar dirawat di IGD RSUD dr Soeselo Slawi, Selasa (26/9) malam. Foto: YERRY NOVEL/RADAR SLAWI

Suasana kala itu tampak hening dan tenang. “Padahal saya sudah teriak-teriak manggil teman-teman, tapi tidak ada yang dengar,” kata Aris.

Kabut tebal itu menyelimutinya cukup lama. Setelah kabut itu pergi, Aris berusaha untuk turun ke bawah. Tetapi, dia tidak tahu jalannya.

Dia pun akhirnya menyusuri sungai sendirian tanpa perbekalan logistik. Jika malam hari, Aris tidur di bawah pohon tanpa menggunakan alas.

Selama tiga hari itu pula, Aris mengaku tidak pernah makan. Dia hanya minum air sungai. “Saya tidak bawa bekal. Saya hanya minum air sungai selama tiga hari,” ucapnya.

Ketua SAR Bumijawa yang memimpin operasi pencarian, Abdul Khayyi, memuji kondisi fisik Aris yang mampu bertahan hidup selama hampir empat hari tanpa makan.

Saat ditemukan, kondisi tubuh Aris sudah lemas dan dipenuhi luka kecil. Aris ditemukan sekitar pukul 18.30 di pos 2 jalur Permadi.

Namun, jalur tersebut sebenarnya bukan merupakan jalur pendakian resmi Gunung Slamet. “Aris ditemukan di kawasan berketinggian sekitar 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dia mengalami hipotermia,” ujarnya.

Setelah dibawa turun ke Pos Pendakian Gupala, Aris kemudian langsung dibawa menggunakan mobil ambulans ke RSUD Dr Soesilo Slawi, untuk mendapatkan perawatan.

Selama tiga hari, pendaki Gunung Slamet itu mengaku tidak pernah makan. Dia hanya minum air sungai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News