Aneh, Target Penggerebekan Tentara, Tapi yang Kegaruk Malah Polisi

Aneh, Target Penggerebekan Tentara, Tapi yang Kegaruk Malah Polisi
Barang bukti penggerebekan kafe yang menjadi sarang narkoba oleh personel TNI di Bali. FOTO: ist for baliexpressnews.com/jpnn.com

jpnn.com - DENPASAR - Tim Gabungan Deninteldam IX/Udayana dan Bais TNI yang dipimpin Dandeninteldam IX/Udayana Letkol Kav Hendra Ferdinandus memang menggelar operasi penggerebekan di Café Noname (eks Cafe Yami) di Jalan Campuan 1 Dewi Sri, Kuta, Badung. Mereka mengamankan sejumlah orang disertai barang bukti narkoba. Tapi ada yang aneh dari operasi tersebut. 

Ya, yang bikin aneh adalah tim tidak menemukan satupun anggota TNI dalam penggerebekan tersebut. Padahal, target awal adalah menyasar oknum TNI yang diduga terlibat peredaran narkoba di kafe tersebut.

“Dari hasil pengembangan, semua sipil yang terlibat. Tidak ada satupun oknum TNI, jujur info awal ada dugaan keterlibatan anggota TNI. Makanya tim gabungan  melakukan penggerebekan, ternyata di TKP tidak ditemukan satu pun anggota TNI,” beber sumber baliexpressnews.com.

Bahkan, yang bikin heboh adalah berdasakan informasi yang dihimpun Baliexpressnews.com (JPNN Group), dua dari delapan orang yang diringkus diduga oknum polisi. Sayang, hingga berita ini diturunkan berlum ada konformasi resmi. 

Delapan orang yang ditangkap adalah KA, 28, asal Karangasem; NY, 46, asal Buleleng; KB, 39, asal Buana Raya Denpasar; KS, 21, asal Karangasem; GW, 30, asal Karangasem; R, 30, asal Legian; AP, 27, asal Jalan Pulau Saelus 7A Denpasar; dan WP, 44, asal Karangasem. 

Petugas juga berhasil mengamankan 13 Handphone berbagai merk, 2 buah flasdish, 4 bungkus soda api seberat 4 kilogram, 1 pack plastik klip, sebuah senjata api kaliber 22 dan 3 butir amunisi. 

Ada juga 2 buah senjata tajam (keris dan pisau lipat), sebuah rantai kalung, 2 lembar uang asing senilai TBH 100   dan 10 Rupe India, 4 lembar uang mainan, sebuah kondom, sebuah tas gendong besar, 4 buah tas pinggang, 7 buah dompet, 1 unit mobil, 6 unit sepeda motor, dan 2 buah alat hisap sabu alias bong.

“Kita sudah koordinasikan dengan Dirnarkoba Polda Bali dan Kepala BNN Provinsi Bali. Saat ini sedang menunggu utusan dari BNN Pusat yang akan ambil alih proses penyedikan lebih lanjut,” tutupnya. (dre/lia)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News