Angkat Pamor Signifikan

Angkat Pamor Signifikan
LAMA BERSETERU- Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto menyambut kedatangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto di kantor DPP Partai Hanura, Jakarta, Senin (13/4). Setelah lama berseteru, keduanya berangkulan untuk menghadang SBY. Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS
Prabowo, lanjut Qadari, akan bersikap realitistis setelah melihat hasil pemilihan legislatif. Dengan perolehan tak mencapai target, Prabowo akan menerima posisi wakil presiden. "Dia harus realistis dengan mau menjadi wakil," ujarnya.

Bagaimana peran Wiranto? Menurut Qadari, posisinya tidak mungkin diberi jatah menteri. "Kalau dari Hanura mungkin saja dijatah, tapi bukan Pak Wiranto. Dia akan diposisikan lebih tinggi, misalnya menjadi ketua dewan penasihat presiden," katanya.

Namun, bisa saja keduanya justru bergabung bersama menantang SBY. "Soal syarat dukungan partai, itu bisa dicari. Ini lebih pada ego sebagai mantan jenderal terhadap rivalnya," imbuh Qadari.

Ketua Umum Gerindra Suhardi juga mengungkapkan kemungkinan koalisi baru. Misalnya, memasangkan Prabowo sebagai presiden dan Puan Maharani sebagai wakilnya. "Opsi itu masih terbuka," ujarnya. Lantas, di mana posisi Mega? Menurut Suhardi, Megawati bisa saja berperan sebagai ibu bangsa. "Jadi, semacam tokoh yang dituakan dan didengar pendapatnya. Ya, seperti Lee Kuan Yew di Singapura itu," katanya.

PERTEMUAN Prabowo-Wiranto Senin (13/4) dianggap momentum tepat untuk mengangkat pamor keduanya. Para pengamat politik menilai, jika keduanya bisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News