Anies, Ganjar, dan Layangan Putus

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Anies, Ganjar, dan Layangan Putus
Anies Baswedan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sebanyak 101 kepala daerah akan habis masa jabatannya secara serentak tahun ini. Seharusnya ada perhelatan pemilihan kepala daerah serentak untuk mengisi jabatan yang lowong.

Namun, pemerintah sudah memutuskan menunda pilkada sampai 2024, sehingga menimbulkan fenomena layangan putus, karena banyak kepala daerah yang nasibnya tidak jelas.

Di antara para kepala daerah itu terdapat tujuh gubernur, termasuk di dalamnya Anies Baswedan dari DKI, Ganjar Pranowo dari Jawa Tengah, dan Wahidin Halim dari Banten.

Anies dan Ganjar disebut-sebut sebagai calon presiden potensial pada 2024. Dengan pensiun pada 2022 banyak yang memperkirakan Anies dan Ganjar bakal kehilangan panggung.

Ada yang menyebut Anies dan Ganjar bakal meredup karena kehabisan baterai setelah pensiun. Namun, karena popularitas yang sangat konsisten dalam berbagai survei, Anies dan Ganjar bisa saja mendapatkan panggung baru dan baterai yang lebih besar untuk tetap berkiprah dan bersinar.

Kalau diibaratkan sebagai layangan putus maka Anies dan Ganjar adalah layangan indah nan memukau.

Akan banyak orang yang mengejar dan berebut mendapatkan layangan putus itu. Akan banyak orang yang menyelematkan layangan itu untuk diterbangkan lebih tinggi.

Menganggur dua tahun setelah menjadi pejabat publik tertinggi di satu daerah pasti membawa implikasi sosial, politik, ekonomi, dan psikologi yang rumit. Di antara sekian banyak kepala daerah itu banyak yang masih menjabat satu periode, sehingga masih punya kesempatan satu periode lagi untuk menjabat.

Kalau diibaratkan sebagai layangan putus maka Anies dan Ganjar adalah layangan indah nan memukau.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News