Animo Pendaftar TNI Terancam Turun
Jumat, 22 Mei 2009 – 15:02 WIB
JAKARTA – Kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Magetan, Jawa Timur pada Rabu (20/5) lalu bisa memicu turunnya animo masyarakat untuk menjadi anggota TNI. Ketua MPR Hidayat Nurwahid mengatakan, bukan tidak mungkin kecelakaan yang menyebabkan 116 orang tewas itu menimbulkan persepsi miring di kalangan masyarakat luas. Bisa muncul anggapan, seorang prajurit TNI bukan meninggal di mean perang, tapi meninggal gara-gara kecelakaan akibat alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah uzur.
“Ya, jangan smapai prajurit tidak meinggal di medan pertempuran, tapi di pesawat yang sudah tua. Kalau ini terjadi lagi, tidak ada putra terbaik bangsa yang mau jadi anggota TNI,” ujar Hidayat Nur Wahid di gedung DPR,Senayan, Jumat (22/5). Kalau sampai hal itu terjadi, maka upaya pengamanan wilayah kedaulatan RI bisa terganggu. Sekedar diketahui, saat ini jumlah personil TNI mencapai 430 ribu orang.
Hidayat mendesak dilakukannya segera evaluasi detil terhadap seluruh alutsista TNI. Dia mendesak agar ada penambahan anggaran untuk pembelian alutsista, dan pesawat yang sudah tua agar dikandangkan saja. “Grounded saja yang sudah layak,” ujarnya.
Anggaran yang cukup harus dipakai pembelian alutsista, untuk maintenance, dan pelatihan personil. “Perlu evaluasi mulai dari kesiapan di lapangan, kesiapan personel, dan sistem alutsista," ujarnya. (sam/JPNN)
JAKARTA – Kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Magetan, Jawa Timur pada Rabu (20/5) lalu bisa memicu turunnya animo masyarakat untuk menjadi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Menaker Ida Sebut Dokumen Program K3 Nasional 2024-2024 untuk Tingkatkan Kemajuan
- Rektor UNU Gorontalo Diduga Lakukan Kekerasan Seksual Terhadap 11 Orang
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024
- Mendagri Tito Tekankan soal Pembangunan Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau
- Hadiri Pertemuan di Kanada, Dirjen PSLB3 Rosa Tekankan Penanganan Pencemaran Lintas Batas Polusi Plastik
- PGRI & Education International Desak Pemerintah Mengalokasikan Anggaran Pendidikan 20 Persen