Senjata Api dari Aceh, Polisi Anggap tak Terlibat Pembunuhan
Jumat, 22 Mei 2009 – 14:55 WIB
JAKARTA- Mabes Polri memastikan senjata yang digunakan untuk menembak Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen diperoleh oknum Brimob berinisial HH dari Aceh.
Saat melakukan transaksi jual beli senjata seharga Rp12,5 juta itu, HH tidak mengetahui bila akan digunakan menembak Nasruddin.
“Proses pidananya HH diproses di Polda Metro Jaya. Untuk tindak disiplinnya, akan diproses internal. Di Propam, sidang etika profesi,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, pada Jumat (22/5).
Lebih lanjut dibeberkan Abubakar, senjata itu dapatkan HH pada saat sedang bertugas waktu tsunami tahun 2004 silam. Berdasarkan pemeriksaan sementara HH dijerat Undang-Undang nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api ilegal. “Itu senjata bukan organik, sesuai pengakuan HH, senjata didapat waktu dia bertugas di Aceh pada saat tsunami,” katanya.
Dari keterangan Abubakar, senjata tersebut jenis Revolver Colt SNW. “HH dijerat dengan UU 12 tahun 1951 dan tidak ada kaitannya dengan kasus pembunuhan Nasrudin karena dia tidak tahu senjatanya itu digunakan untuk apa,” katanya.(rie/JPNN)
JAKARTA- Mabes Polri memastikan senjata yang digunakan untuk menembak Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen diperoleh oknum Brimob
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Seluruh Honorer di Database BKN Diusulkan jadi PPPK 2024, Semoga Mulus
- Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK Belum Tentu Juni, Piye to?
- 5 Berita Terpopuler: Ternyata Perincian Formasi Pendaftaran CPNS & PPPK Belum Beres, Ada 3 Kategori Ini
- YKMI: Kami Berharap Gerakan Dukung Kemerdekaan Palestina Menyebar ke Penjuru Indonesia
- 3 Kategori Orang Ini, Jangan Sampai Menjabat di Kabinet Prabowo-Gibran
- Nikmati Kemewahan Layanan Kesehatan Bedah Orthopedi-Vaskular di RS Premier Bintaro