Anji
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tidak perlu William Wongso untuk berbicara soal resep ayam geprek. Tidak perlu menunggu Elon Musk untuk menjelaskan kemungkinan kehidupan di Planet Mars.
Tak perlu mendengar Imam Alghazali atau Slavoj Zizek untuk menjelaskan eksistensi Tuhan. Siapa saja boleh berbicara apa saja. Soal benar atau tidak, itu lain soal.
Google sebagai mesin pencari telah menggantikan peran para pakar.
Para influencer dengan pengikut puluhan juta orang menjadikan para pakar terpaku dalam peti mati.
Deretan selebritas, dengan pengikut jutaan orang di dunia maya, telah menjadi orang-orang yang sangat berpengaruh yang twitannya lebih didengar ketimbang para pakar-pakar universitas terkemuka.
Kematian pakar menjadi gejala yang umum. Ketika pandemi sekarang tidak menunjukkan tanda berhenti dan malah menunjukkan tren yang menakutkan berbagai gejala matinya kepakaran muncul ke permukaan.
Di Madura orang-orang tidak percaya bahwa Covid-19 benar-benar ada. Sekarang, ketika terjadi ledakan korban barulah orang-orang kelabakan.
Sebelum Anji dan Hadi Pranoto mengumumkan punya jamu ajaib, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengumumkan penemuan kalung ajaib yang bisa mengusir virus Corona. Alih-alih mengurusi pertanian yang menjadi keahlian dan tupoksinya, Departemen Pertanian malah sibuk mengurusi kalung ajaib.
Anji hanyalah salah satu saja di antara mereka yang mencari pelarian ke narkoba.
- Oknum Pegawai BNN Ditahan Jaksa terkait Narkoba
- Dor, Dor, Dor! Oknum Polisi Ini Terkapar Ditembak Petugas BNN
- Ini Modus Baru Pengedar Narkoba di Bandung, Lihat
- Propam Pastikan 1.205 Personel Polda Jateng Bebas Narkoba dan Judol
- Rumah Mewah dan Aset Gembong Narkoba Mak Gadi Disita Polres Inhu
- Polda Riau Gagalkan Penyelundupan 12,8 Kilo Sabu-sabu oleh Jaringan Internasional