Anwar Galang Rapat Akbar Tolak Hasil Pemilu
Rabu, 08 Mei 2013 – 06:15 WIB
Menurut dia, gerakan untuk perubahan itu tidak bisa dihalangi lagi. Harapan rakyat agar bisa memiliki pemilihan raya yang bersih dan adil, lanjut dia, gagal terpenuhi. "Namun, permintaan rakyat untuk memastikan kerajaan (pemerintah, Red) yang kita pilih bertanggung jawab dan tiada rasuah akan terus bergema kuat di sebalik keputusan pilihan raya," tegas Anwar.
Pada forum rapat akbar tersebut para pendukung gerakan oposisi diimbau untuk berpakaian hitam-hitam. Hal itu dijadikan simbol bahwa mereka sedang berduka atas hasil pemilihan raya. Sehari setelah pelaksanaan pemilihan pada 5 Mei lalu, Anwar dalam sejumlah kesempatan juga sudah memakai pakaian hitam-hitam.
Terpisah, PM Najib seusai rapat dengan sejumlah anggota parlemen terpilih dari Barisan Nasional, seperti dimuat dalam sejumlah situs berita online lokal, menyatakan geli terhadap berbagai tudingan kecurangan yang dialamatkan. Terutama terkait dengan tudingan pengerahan 40.000 orang asing untuk memilih koalisi partainya dalam pemilihan raya lalu.
Menurut dia, hal tersebut menggelikan karena pengerahan orang asing dari luar Malaysia sebesar itu akan membutuhkan 100 jet jumbo untuk mengangkut. "Apakah ada yang melihat jet jumbo atas arahan (tudingan) ini?" sindir Najib. "Namun, apa pun yang kita katakan tetap adalah sebuah kebohongan, sedang apa yang mereka (oposisi) katakan adalah kebenaran meski kenyataannya itu adalah sebaliknya," tambah putra mantan PM Abdul Razak Hussein itu.
KUALA LUMPUR - Dinamika politik di Malaysia pasca pemilihan raya ke-13 memasuki babak baru. Rencananya, hari ini (8/5) kalangan oposisi yang dikomandani
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara