Anwar Ibrahim & Islam Moderat

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Anwar Ibrahim & Islam Moderat
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Foto: Reuters

Mengadopsi gaya hidup Barat lebih menonjol ketimbang mengambil spirit kemajuan Barat dengan mempelajari sains dan ilmu pengetahuan dari mereka.

Anwar Ibrahim merumuskan Renaisans Asia dengan mengambil jalan tengah di antara dua ekstrem. Prinsip tawasut atau moderat dia terapkan sebagai strategi perjuangan.

Spirit kemajuan Barat diambil dan diterapkan, tetapi gaya hidup westernis yang tidak sesuai dengan nilai timur ditanggalkan.

Dalam prioritas Anwar pembangunan umat dikonsentrasikan pada tugas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menghapuskan kemiskinan ketimbang memotong tangan pencuri. Mereka lebih suka meningkatkan kesejahteraan wanita dan anak-anak di antara mereka ketimbang menghabiskan waktu mendefinisikan negara Islam yang ideal.

Ekstremisme ditolak, tetapi toleransi juga tidak hanya bisa dipaksakan datang dari satu pihak. Harus ada timbal balik.

Sebuah komunitas yang plural dan multiagama terus-menerus hidup dalam ancaman kecuali jika keadilan sosial bisa dicapai.

Indonesia dan Malaysia mempunyai problem yang kurang lebih sama. Umat Islam yang menjadi mayoritas di kedua negara akan menjadi kekuatan utama dalam membangun keadilan sosial.

Di masa lalu hubungan kedua negara tidak selalu harmonis. Pada dekade 1960-an Indonesia sebagai negara dengan penduduk 10 kali lipat Malaysia seolah menjadi tukang bully bagi Malaysia.

Anwar Ibrahim merumuskan Renaisans Asia dengan mengambil jalan tengah di antara dua ekstrem. Dia menerapkan prinsip tawasut sebagai jalan perjuangannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News