Apakah Kepiting dan Ikan Merasakan Sakit? Perlukah Kita Lebih Manusiawi Saat Memasaknya?

Apakah Kepiting dan Ikan Merasakan Sakit? Perlukah Kita Lebih Manusiawi Saat Memasaknya?
Kimia otak hewan krustasea seperti kepiting telah diketahui mengalami perubahan akibat 'stres' dan obat penenang dapat mempengaruhi perilaku mereka. (ABC Science: Nick Kilvert)

Perlindungan hewan dengan undang-undang sangat tergantung apakah organisme dimaksud diklasifikasikan sebagai hewan.

Di Australia Selatan dan Australia Barat, misalnya, ikan dan krustasea (udang, kepiting, dan sejenisnya) dikecualikan dari UU Kesejahteraan Hewan, begitu juga di Queensland dan Tasmania yang tak memasukkan krustasea sebagai hewan.

Pengecualian juga dibuat oleh beberapa negara bagian untuk penangkapan ikan komersial dan rekreasi.

Jadi, apakah politisi Inggris Baroness Fookes ada benarnya dan haruskah Australia mengikutinya?

Berikut ini penjelasan sains tentang ikan, krustasea, cumi, dan bagaimana mereka menanggapi rasa sakit dan perasaan lainnya.

'Ikan itu merasakan sakit'

Kita bisa memulai dengan melihat reaksi ikan terhadap kail pancing, apakah gerakan ikan menunjukkan rasa sakit atau hanya gerak refleks yang tidak disengaja.

Contoh yang biasa digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara kedua reaksi ini adalah saat tangan kita tak sengaja menyentuh kompor panas.

Reaksi pertama kita yaitu langsung menarik tangan, sebagai gerakan refleks yang terjadi berkat transmisi sinyal antara anggota tubuh yang terbakar dan tulang belakang, yang terjadi sebelum kita mengalami rasa sakit.

Parlemen Inggris sedang memperdebatkannya sekarang ini, lewat rancangan undang-undang (RUU) untuk membentuk Komite Perasaan Binatang

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News