Apakah Kepiting dan Ikan Merasakan Sakit? Perlukah Kita Lebih Manusiawi Saat Memasaknya?

Apakah Kepiting dan Ikan Merasakan Sakit? Perlukah Kita Lebih Manusiawi Saat Memasaknya?
Kimia otak hewan krustasea seperti kepiting telah diketahui mengalami perubahan akibat 'stres' dan obat penenang dapat mempengaruhi perilaku mereka. (ABC Science: Nick Kilvert)

Rasa sakit itu sendiri terjadi secara terpisah, yaitu setelah kita menarik tangan, setelah sinyal diproses di neokorteks otak melalui jalur sinyal yang kompleks.

Tanpa adanya proses yang kedua ini, kita tak akan mengalami rasa sakit, meskipun telah menarik tangan dari kompor panas.

Menurut Profesor Brian Key dari University of Queensland di Brisbane, ikan tidak memiliki perangkat neokorteks.

Dia menyebut sejumlah eksperimen telah dilakukan dengan mengeluarkan banyak bagian dari otak ikan. Tapi ikan tersebut masih merespons rangsangan dengan cara refleks yang sama, seperti saat kita menarik tangan dari kompor panas.

"Itu yang disebut respons otonom. Kita mengeluarkan otak ikan sedikit, dan sedikit lagi, dan lagi. Tapi begitu kita menusuk ikan itu, perilakunya tetap sama," jelas Profesor Key.

Menurutnya memang sebagian orang sulit untuk percaya bahwa ikan tidak merasakan sakit, karena kita selalu mengaitkan reaksi ikan dengan pengalaman kita sendiri.

"Setiap orang memiliki seperangkat nilai inti tapi sebagian besar berpandangan bahwa jika kita menusuk ikan dan ikannya bereaksi, berarti ikan itu merasakan sakit," ujarnya.

Ikan merespon obat penenang

Di sisi lain, ada orang yang berpendapat rasa sakit diperlukan untuk bertahan hidup dan, lebih luas lagi, berpandangan bahwa bertahan hidup merupakan bukti adanya rasa sakit.

Parlemen Inggris sedang memperdebatkannya sekarang ini, lewat rancangan undang-undang (RUU) untuk membentuk Komite Perasaan Binatang

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News