APD Ijon

Oleh Dahlan Iskan

APD Ijon
Ilustrasi: disway.id

Tapi kali ini yang dihadapi dokter adalah wabah. Yang kelasnya tertinggi di antara wabah yang pernah ada.

Baca Juga:

Jas hujan bukanlah senjata yang memadai bagi dokter.

Lalu saya menerima kiriman banyak foto serupa. Beberapa dokter di Lombok berfoto bersama: dengan seragam jas hujan.

Juga dari Pare, Kediri. Dari lain-lain lagi.

Saat itu saya lagi di kebun buah milik seorang teman. Lagi di bawah pohon durian. Teman saya pelan-pelan mendekati saya. Takut terjadi sesuatu pada diri saya. Namun ia tahu. Kami harus menjaga jarak.

Akhirnya ia tahu. Saya lagi mengusap air mata. Yakni setelah membuat video di bawah pohon durian itu. Sahidin, yang selalu mendampingi saya, yang merekamnya.

Hati saya terasa tertusuk melihat dokter mengenakan jas hujan itu. Jas hujan kok untuk menangani wabah yang demikian berat.

Seorang teman lantas melihat video itu. Lalu mengajak saya mencari APD. Kami sama-sama sering ke Tiongkok --beda jurusan. Namun kali ini dia juga lockdown sukarela.

Mungkin Anda belum tahu: Indonesia sudah mengalahkan Tiongkok. Dari segi jumlah dokter yang meninggal karena Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News