Apresiasi Kota Pekanbaru, Menko PMK Minta Penanganan Stunting Berkelanjutan

Apresiasi Kota Pekanbaru, Menko PMK Minta Penanganan Stunting Berkelanjutan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan penanganan stunting harus dilakukan secara berkelanjutan. Foto: Dok PMK

"Karena untuk pembangunan sumber daya manusia kita itu harus dimulai dari ketika lahir dalam keadaan sehat, alam keadaan tidak stunting. karena kalau sudah tidak sehat sampai kapanpun tidak akan bagus SDM kita," ungkapnya.

SSGI 2022 mencatat Prevalensi Stunting Provinsi Riau sebesar 17 persen. Berdasarkan data e-PPGBM Agustus 2022 sebanyak 1.782 balita. Kemudian, menurut SSGI 2022, prevalensi stunting Kota Pekanbaru sebesar 16,8 persen. Berdasarkan data e-PPGBM Agustus 2022 sebanyak 12.166 balita. Prevalensi stunting Pekanbaru dan Riau sendiri sudah di bawah rata-rata nasional.

Menko PMK pun mengapresiasi Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru dalam menangani stunting.

"Penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kota Pekanbaru secara umum ini sudah sangat bagus. Sekarang sekitar 17 persen. Sudah di bawah rata-rata nasional. Tinggal memenuhi target gubernur dibawah 14 persen," ucapnya.

Muhadjir mengingatkan bahwa depan Provinsi Riau itu akan ditentukan oleh anak-anak Riau sendiri.

"Kalau anak-anak tidak stunting, itu nanti anaknya cerdas, gagah, cantik itulah masa depannya Riau. Karena 2045 ini nanti anak-anak ini yang akan menentukan," ujar Menko Muhadjir.

Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan target penanganan stunting yang ingin dicapai di bawah 14 persen, di bawah target nasional.

Dia mengatakan pihaknya membutuhkan kerja sama antara pendamping, bidan, PKK, lurah, camat bisa menuntaskan mengurangi angka stunting di Pekanbaru.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan penanganan stunting harus dilakukan secara berkelanjutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News