Aqua Solok Luncurkan 'Rumah Produksi Kopi', Nilai Jual Meningkat Pesat
Kepala Cabang HI Sumbar Defri Hanas menjelaskan bahwa para petani di Kayu Aro dapat menjual langsung hasil panen ke rumah produksi kopi dengan harga yang lebih kompetitif.
Sebelumnya, hasil panen kopi hanya di jual Rp 35 ribu/kg green bean ke pengepul. Sekarang para petani sudah bisa menjual dengan standar kafe menjadi Rp 110 ribu/kg green bean.
"Jadi ada tiga kali lipat peningkatan nilai jual," kata Kepala Cabang HI Sumbar Defri Hanas.
Dia berharap dengan adanya edukasi masyarakat dalam menanam, merawat hingga memanen kopi mampu meningkatkan ketahanan pangan serta ekonomi petani dan masyarakat sekitar. Kegiatan diharapkan dapat mengispirasi masyarakat lain terpacu juga bertanam kopi sehingga tercipta kawasan kopi.
Defri menyebutkan dalam bisnis kopi selama ini yang paling diuntungkan adalah pemain tengah seperti pengepul dan tengkulak.
Oleh karena itu, keberadaan rumah produksi kopi membuat para petani menjadi pemain tengah karena mampu mengelola langsung hasil panen mereka.
"Jadi, akan ada benefit yang lebih besar dan ada value peningkatan nilai ekonomi. Dengan begitu, anggota kelompok sejahtera, petani sekitar jauh sejahtera," katanya.
Dia menjelaskan permintaan kopi yang masuk ialah 1 ton grean bean sementara produksi mereka baru 20-40 kilogram dalam dua minggu sejak dibuka.
PT Tirta Investama atau Aqua Solok mengembangkan perekonomian warga lewat program tanggung jawab sosial (CSR) dengan membangun Rumah Produksi Kopi
- Gerak Cepat, BRI Peduli Salurkan Bantuan Tanggap Bencana Banjir di Sumatra Barat
- Ternyata Ini Produk AMDK Pilihan Sultan Andara dan Keluarga
- Rencana Kenaikan PPN 12 Persen Meresahkan, Perekonomian Bisa Terpukul
- 7 Bahaya Minum Kopi di Pagi Saat Perut Kosong
- Triwulan I 2024, Ekonomi Provinsi Sumsel Tumbuh Sebegini
- 3 Manfaat Luar Biasa Minum Kopi Secara Rutin, Bantu Turunkan Risiko Serangan Depresi