Arab Saudi Makin Toleran, Umat Kristen Kian Leluasa Natalan

Arab Saudi Makin Toleran, Umat Kristen Kian Leluasa Natalan
Sebuah pusat perbelanjaan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, memajang berbagai atribut Natal menjelang natalan 2020. Foto: AFP

jpnn.com, JEDDAH - Arab Saudi menunjukkan sikapnya yang kian toleran terhadap warga nonmuslim. Pada momen Natal tahun ini, warga beragama Kristen bisa natalan dengan lebih leluasa.

Memang beberapa tahun sebelumnya ekspatriat beragama Kristen di Arab Saudi merayakan Natal secara tertutup di rumah masing-masing.

Namun, kini mereka bisa merayakan hari kelahiran Isa Almasih itu dengan lebih terbuka karena lingkungan dan budaya yang kian toleran.

Lagu “All I Want for Christmas Is You” milik Mariah Carey pun berkumandang di wilayah sibuk di Jeddah. Suasana Natal juga hadir di toko roti kondang di kota pelabuhan itu.

Negeri bernama Al-Mamlakah al-Arabiyah as-Su'udiyah itu merupakan negara Islam. Oleh karena itu, Natal bukanlah tradisi di negeri pimpinan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud tersebut.

Meski demikian, banyak muslim di negeri kaya minyak itu meyakini Natal sebagai waktu untuk berbagi kebahagiaan bersama keluarga, tetangga, dan teman-teman.

“Sebagai muslim, kami memahami hari raya itu (Natal, red) bukan bagian dari agama kami, tetapi sebagai sebuah bangsa dengan banyak kebangsaan, kami libur dan merayakan hari raya mereka,” kata seorang perempuan Arab Saudi.

Seorang warga lainnya menyatakan Natal adalah tentang karunia pemberian. “Itu adalah pesan umum, dan bukankah Alkitab mengatakan kasihilah sesamamu?” tuturnya.

Warga beragama Kristen di Arab Saudi bisa merayakan Natal dan menikmati suasana khas natalan secara terbuka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News