Aset Salim Masih Ada di Perusahaan yang Sempat Disita

Aset Salim Masih Ada di Perusahaan yang Sempat Disita
Aset Salim Masih Ada di Perusahaan yang Sempat Disita
JAKARTA - Ramai cerita bahwa krisis 1998 merupakan salah satu momen "kehancuran" kerajaan bisnis yang dibangun Sudono Salim. Perusahaan potensial seperti PT Bank Central Asia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Indomobil Sukses International Tbk, lepas dari genggaman. Faktanya saat ini keluarga Salim masih bisa menikmati hasil bisnis perusahaan-perusahaan tersebut.

Seperti diketahui, untuk melunasi utangnya senilai Rp 52,6 triliun kepada negara sebagai salah satu dampak hempasan krisis 1998, Salim menyerahkan 107 perusahaannya ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Asset pindah tangan ke PT Holdiko Perkasa, perusahaan yang dibentuk untuk mengelola semua perusahaan bentukan Grup Salim itu.

Bank BCA salah satu yang "disita" negara. Hingga 1998, perusahaan yang kini termasuk tiga bank terbesar di Indonesia itu 100 persen milik grup Salim. Namun saat diambil alih BPPN keluarga Salim masih kebagian 7,2 persen dan selebihnya pemerintah.

Saat dinilai mulai sehat, pada tahun 2000 BCA go public alias melantai di Bursa Efek Indonesia dengan melepas 22,5 persen saham kepada public. Setelah kemudian melakukan rights issue, sisa saham pemerintah menjadi 60,3 persen. Sisa saham ini lah yang kemudian dibeli Grup Djarum melalui Farindo Investment (Mauritius) Limited.

JAKARTA - Ramai cerita bahwa krisis 1998 merupakan salah satu momen "kehancuran" kerajaan bisnis yang dibangun Sudono Salim. Perusahaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News