Asniah Cerita tentang Sosok Abdurrahman si Penyerang Mapolsek Daha Selatan

Asniah Cerita tentang Sosok Abdurrahman si Penyerang Mapolsek Daha Selatan
Sebuah mobil patroli polisi hangus terbakar pascapenyerangan di Polsek Daha Selatan, Selasa (2/6/2020). Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/hp.

Tidak begitu lama Abdurrahman malah menghilang, ketika dirinya bangun subuh sekitar pukul 04.00 Wita tidak menemukan anaknya.

Keluarga baru mengetahui Abdurrahman menyerang markas Kepolisian Sektor Daha Selatan yang juga mengakibatkan meninggalnya Brigadir Leo Nardo Latupapua pada Senin (1/6) pagi sekitar pukul 09.00 Wita dan informasi itupun diketahui dari media sosial yang beredar.

"Semua barang bukti yang tertinggal dari penyerangan juga tidak pernah kami lihat, dan kami tidak tahu menahu semua barang yang ditemukan polisi, termasuk berbagai atribut diduga ISIS dan senjata tajam (Sajam) tidak dibawa dari rumah saat Abdurrahman pergi," katanya.

Dalam kesehariannya, Abdurrahman jarang keluar rumah kalau tidak ada keperluan.

Saat di rumah anaknya itu banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, dan kalaupun keluar paling ke musala atau bekerja.

Abdurrahman pernah belajar di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kota Banjarbaru, masuk 2017 dan keluar 2019.

Setelah keluar dari pesantren juga pernah bekerja di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Namun tidak lama. (antara/jpnn)

Jenazah Abdurrahman si pelaku penyerangan Mapolsek Daha Selatan, telah dimakamkan Jum'at (5/6) siang.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News