Assalamualaikum, Bocah Itu Teler Bukan karena Permen Susu

Assalamualaikum, Bocah Itu Teler Bukan karena Permen Susu
Foto: Hoaks

Obat itu menimbulkan rasa kantuk berlebih dan membuat MHK tertidur dalam waktu lama. ’’MHK mengalami sakit batuk dan diberi sirup sebanyak dua botol. Kandungan benzodiazepin dari obat itu masih terdeteksi saat pengambilan tes urine oleh BNNK Banyumas,’’ urai Sambas.

Kejadian itu bermula pada Selasa (5/12). Ketika itu, MHK memakan delapan butir permen susu merek Pindy. Teman MHK juga mengonsumsi permen yang sama, tetapi rata-rata hanya dua butir.

Malamnya MHK mengalami panas dan diberi sirup oleh pembantu. Keesokan harinya MHK juga diberi sirup Paracetamol selama tiga hari berturut-turut hingga Jumat sore.

Mulai Selasa hingga Jumat, MHK lebih banyak tidur. Dia hanya bangun untuk meminum obat dan buang air.

Namun, ketika diberi makan, MHK muntah. Itulah yang kemudian disebarkan bahwa MHK ngefly karena makan permen susu.

Pada Jumat (8/12), MHK dibawa ke dokter spesialis. Oleh dokter, MHK diberi resep obat yang dibeli di apotek.

Obatnya berupa puyer dan sirup warna oranye. Minggu (10/12), kondisi anak sudah membaik. Sirup dari dokter hanya diminum dua hari.

Sedangkan puyer diberikan hingga saat petugas BNNK datang pada Senin (11/12). Saat petugas melakukan tes, urine MHK positif mengandung benzodiazepin.

Pesan berantai di grup-grup WhatApp menyebut ada permen susu mengandung narkoba yang menyebabkan seorang bocah ngefly.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News