Atasi Kekeringan, Kementan Intensifkan Mitigasi

Atasi Kekeringan, Kementan Intensifkan Mitigasi
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy. Foto: Humas Kementan

Kegiatan yang sudah dan sedang dilakukan antara lain, melakukan koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai setempat untuk melakukan gilir-giring air, memprioritaskan pengalokasian air pada lahan yang sudah mengalami kekeringan.

"Kami juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR terkait percepatan perbaikan saluran irigasi utama yang mengalami kerusakan dan menggangu aliran air irigasi ke lahan sawah," katanya.

Selain itu, Kementan mengidentifikasi sumber-sumber air yang masih dapat dimanfaatkan dan menyalurkannya dengan pompa pada lahan sawah yang masih terdapat standing crop.

"Juga mendorong percepatan pelaksanaan fisik kegiatan irigasi pertanian untuk segera dimanfaatkan dalam mengantisipasi kekeringan antara lain Jaringan Irigasi tersier, Embung Pertanian dan Irigasi Perpipaan dan Perpompaan," paparnya.

Sepanjang 2014-2018, Kementan sudah menggelontorkan total 101.249 unit pompa air. Dengan rincian, 2014 sebanyak 6.564 unit, 2015 sebanyak 21.539 unit, 2016 sebanyak 19.518 unit, 2017 sebanyak 19.522 unit, dan 2018 sebanyak 34.106 unit.

Kemudian mendorong Dinas lingkup pertanian agar segera menyalurkan pompa-pompa air yang sudah dialokasikan pada daerah yang mengalami kekeringan.

Asuransi pertanian yang dirintis Kementerian Pertanian juga mempunyai peran penting. Untuk meringankan petani, pemerintah juga menyubsidi premi asuransi pertanian tersebut.

"Sehingga petani bisa tenang tidak takut mengalami gagal panen. Dengan adanya asuransi, Kegiatan menanam akan tetap terus berjalan," kata Sarwo Edhy.

Kekeringan yang melanda Indonesia tahun ini berlangsung lebih lama. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa musim hujan yang biasanya berlangsung mulai awal bulan Oktober akan mengalami pemunduran selama beberapa minggu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News