Aturan Otomatis Jadi Pendonor Organ Justru Picu Kelangkaan Donor Organ

Aturan Otomatis Jadi Pendonor Organ Justru Picu Kelangkaan Donor Organ
Aturan Otomatis Jadi Pendonor Organ Justru Picu Kelangkaan Donor Organ

Mengomunikasikan keinginan kepada keluarga sangat penting

Dr.Opdam mengatakan terlepas dari apakah sistem pendaftaran donasi organ di suatu negara mengadopsi ketentuan opt-in atau opt-out, cenderung ada keinginan untuk menegaskan harapan atau keinginan [mendonasikan organ tubuh] dari orang yang baru saja meninggal sebelum organ tubuh mereka didonasikan kepada orang lain.

Itu berarti pendaftaran donasi organ dengan sistem opt-in perlu memberikan kejelasan lebih daripada sistem opt-out karena orang harus membuat pilihan yang disengaja untuk menjadi donor organ.

Namun, mengkomunikasikan keinginan mendonasikan organ dengan anggota keluarga tetap penting.

Dr Opdam mengatakan di Australia, ketika seseorang memilih untuk tercantum dalam daftar pendonor organ dan telah mengomunikasikan keinginan itu kepada keluarga mereka, sekitar 90 persen keluarga setuju untuk menyumbangkan organ orang tersebut.

Ketika seseorang memilih untuk mendaftar tetapi gagal untuk berbicara dengan keluarga mereka sebelum kematian mereka, angka itu turun menjadi sekitar 50 persen.

Faktor lainnya adalah hanya ada sekumpulan kecil orang dengan organ tubuh yang bisa digunakan untuk dipilih.

Dr Opdam mengatakan hanya sekitar 1.200 orang dalam setahun yang meninggal di rumah sakit dengan ventilator - keadaan yang berarti organ mereka dapat disumbangkan.

"Dari jumlah itu, tahun lalu kami hanya memiliki kurang dari 500 orang yang menjadi pendonor," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News